Bagaimana sih Pemerintah?
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyusul kenaikan harga
minyak dunia dan fluktuasi kurs rupiah terhadap dolar akhir-akhir ini,
pemerintah resmi memutuskan harga BBM jenis Bensin Premium RON 88 di Wilayah
Penugasan Luar Jawa-Madura-Bali dan jenis Minyak Solar Subsidi perlu mengalami
kenaikan harga, masing-masing sebesar
Rp. 500/liter. Sedangkan untuk harga Minyak Tanah dinyatakan tetap,
yaitu Rp. 2.500/liter (termasuk PPN).
Untuk wilayah penugasan Jawa Madura Bali harga BBM
Premium naik dari Rp 6.900 menjadi Rp 7.400. Sedangkan untuk solar naik dari Rp
6.400 menjadi Rp 6.900.
Sedangkan untuk wilayah penugasan luar Jawa Madura
Bali, harga Premium naik dari Rp 6.800 menjadi Rp 7.300. Sedangkan harga solar
sama dengan area jawa, Rp 6.900.
"Jika dilihat dengan meningkatnya rata-rata
harga minyak dunia dan masih berfluktuasi serta melemahnya nilai tukar rupiah
dalam 1 (satu) bulan terakhir, maka Harga Jual Eceran BBM secara umum perlu
dinaikkan. Demi menjaga kestabilan perekonomian nasional serta untuk menjamin penyediaan
BBM Nasional," jelas Plt Dirjen Migas Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja,
Jumat (27/3).
Keputusan tersebut, lanjut Wiratmaja, diambil
terutama atas dinamika dan perkembangan harga minyak dunia, namun Pemerintah
tetap memperhatikan kestabilan sosial ekonomi, pengelolaan harga dan logistik.
Untuk menjaga akuntabilitas publik, Wiratmaja
melanjutkan, auditor pemerintah maupun Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia dilibatkan. "Audit itu mencakup realisasi volume pendistribusian
jenis BBM tertentu, penugasan khusus, besaran harga dasar, biaya penugasan pada
periode yang telah ditetapkan, besaran subsidi, hingga pemanfaatan
selisih-lebih dari harga jual eceran," ujarnya.
Untuk wilayah penugasan Jawa Madura dan Bali,
pengumuman kenaikan diumumkan oleh Pertamina. "Masih beda 100 rupiah
dengan non jamali. Ngitungnya sejak 25 Februari sampai 28 Maret," ujar
Direktur Pemasaran dan Ritel Pertamina Achmad Bambang.
Sedangkan VP Corporate Communication Pertamina
Wianda Pusponegoro menjelaskan, wilayah Jawa lebih mahal karena wilayah
distribusi untuk luar Jawa Madura dan Bali masih ditanggung pemerintah.
"Kalau Jawa Pertamina," ujar Wianda.
No comments:
Post a Comment