Kuliah Umum Jenderal
(Purn) TNI B. Luhut Panjaitan di Universitas Jember (Unej)
Jenderal (Purn) TNI B. Luhut Panjaitan memberikan kuliah
umum yang diadakan di gedung Soetardjo, Universitas Jember. Jenderal (Purn) TNI
B. Luhut Panjaitan juga merupakan Staff Kepresidenan Republik Indonesia. Dalam
kuliah umum yang berlangsung pada hari Senin, 18 Mei 2015 tersebut memiliki
tema tentang Fokus Pembangunan Presiden Joko Widodo 2014/2019. Dalam kuliah
yang dihadiri oleh ribuan mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi tersebut, Jenderal
(Purn) TNI B. Luhut Panjaitan menyampaikan tentang Strategi Pembangunan Ekonomi
Indonesia. Indonesia memang mengalami pertumbuhan ekonomi yang menurun pada
kuartal pertama tahun 2015, hal ini memang disebabkan oleh beberapa masalah
seperti meningkatnya harga komoditas. Pertumbuhan ekonomi yang hanya 4,7 persen
ini dianggap sebagai masa transisi menuju angka pertumbuhan 5 persen. Secara
produktivitas, memang Indonesia kalah dibandingkan dengan negara-negara lain.
Selain itu yang diungkapakan oleh Jenderal (Purn) TNI B. Luhut Panjaitan bahwa
kondisi fiskal Indonesia sangat sempit karena banyak sekali dana yang
dikeluarkan untuk berbagai macam subsidi, dialokasikan ke sektor pendidikan dan
kesehatan. Namun, melihat kondisi yang demikian beliau juga optimis bahwa akhir
APBN tahun 2015, Indonesia akan mampu mencapai angka pertumbuhan ekonomi
sebesar 5 persen sampai 5,2 persen. Hal tersebut dapat dicapai dengan catatan
bahwa terjadi stabilitas politik yang baik, penyerapan anggaran di kementerian
bekerja dengan efektif dan efisien, dan pemenuhan target-terget prioritas
pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla.
Jenderal (Purn) TNI B. Luhut Panjaitan juga
menyampaikan bahwa tax ratio yang ada di Indomesia masih sangat kecil
dibandingkan dengan beberapa negara di kawasan ASEAN, hal ini dapat dilihat
bahwa tax ratio untuk negara Singapura sekitar 25 persen dan Malaysia di kisaran
angka 15 persen. Imdonesia hanya berkisar di angka 12 persen, padahal peluang peningkatan
pajak masih sangat besar. Masalah yang menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia
yaitu belum optimalnya peningkatan harga komoditas produk, sehingga perlu
dibuatkan turunan-turunan dari produk tersebut. Karena turunan pertama dari
produk tersebut ternyata mampu meningkatkan keuntungan sekitar belasan persen.
Masalah yang dihadapi Indonesia terkait produk turunan yaitu belum adanya
smelter-smelter untuk mengolah produk tersebut. Tantangan utama yang dihadapi
Indonesia saat ini masih berkutat pada tingginya angka korupsi, infrastruktur
yang buruk yang menyebabkan biaya transportasi yang tinggi.
Jenderal (Purn) TNI B. Luhut Panjaitan
juga mengajak para mahasiswa untuk membantu program pemerintah dalam membangun
desa melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN), apalagi setiap desa di Indonesia
akan memperoleh dana 1 milyar yang sangat rentan akan terjadinya tindak korupsi
yang dilakukan oleh pejabat-pejabat daerah.