Be
Yourself
Berkaca
dari Kepribadian SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)
Tokoh-tokoh
penting dan pemimpin negara di dunia memang memiliki kharima dan kepribadian
sendiri-sendiri. Seperti halnya mantan Perdana Menteri Jepang, Junichiro
Koizumi yang menjabat sebagai Perdana Menteri pada usia 59 tahun, bahkan
Koizumi menjadj ikon generasi pemimpin Jepang yang baru. Koizumi dengan
kepribadiannya yang tak pernah ragu berdiri sendiri, menyuarakan pandangannya
dengan lantang (yang seringkali berbeda dengan pandangan sebagian besar orang)
dan Koizumi bahkan seringkali membuat gebrakan-gebrakan baru. Motto Koizumi
sendiri yaitu With out pain, no reform. Without reform, no progress. Koizumi
hidup di dalam lingkungan elit politik yang konservatif, akan tetapi Koizumi
tidak sungkan untuk tampil berbeda dan tampil apa adanya. Koizumi bahkan
memiliki rambut gondrong, layaknya seorang artis bintang rock. Dia juga
menyukai musik-musik klasik dan musik rock, bahkan Koizumi adalah seorang
penggemar beratnya Elvis Presley. Saking ngefansnya dengan Elvis, bahkan ketika
bersama Presiden George W. Bush, Koizumi diajak oleh Bush ke Graceland, rumah
kediaman almarhum Elvis.
Junichiro Koizumi |
Di
Jepang sendiri, Koizumi sangat populer, bahkan popularitasnya mencapai angka
90% terutama di kalangan generasi muda yang menginginkan sesosok pemimpin yang
mampu menjiwai semangat mereka. Koizumi tidak sungkan membuka diri, bahkan
suatu ketika saat perjamuan makan malam dengan SBY di rumahnya, Koizumi sempat
bercerita tentang kunjungannya ke makam pahlawan Kuil Yakusuni. Isu tentang
Kuil Yakusuni yang menjadi makam bagi tentara Jepang yang ikut pada Perang
Dunia II memang sangat sensitif karena menyangkut negara Tiongkok dan Korea
Selatan.
Tony Blair |
Sosok
pemimpin lainnya yang memiliki kualitas "be yourself" yaitu mantan Perdana Menteri
Inggris, Tony Blair. Dalam bukunya yang berjudul "Harus Bisa", Dr.
Dino Patti Djalal menceritakan tentang sosok Perdana Menteri Inggris tersebut.
Di mana ketika dalam sebuah acara resepsi kecil untuk menghormati Tony Blair di
kediaman Duta Besar Inggris, Charles Humphrey di Menteng, Dinno Patti Djalal
menggambarkan sosok Tony Blair yang ramah dan terkesan santai. Tony Blair pada
waktu itu mengenakan kemeja putih tanpa dasi dengan kancing atas terbuka dan
lengan baju dilipat. Tony Blair bahkan semalaman berinteraksi dengan para tamu
yang hadir. Tony Blair dengan santai menghampiri para tamu, menyapa mereka,
menawarkan minuman, mengajak mereka mengobrol, bahkan beberapa tamu yang hadir
tidak merasa bahwa sosok yang akrab dan bersahaja tersebut sebenarnya adalah
Tony Blair, Perdana Menteri Inggris.
Mantan
Presiden Indonesia yang memerintah selama dua kali periode, Susilo Bambang
Yudhoyono juga memiliki kualitas kepribadian yang luar biasa. SBY tidak
berusaha untuk menjadi Jenderal Soedirman, atau Soekarno ataupun Soeharto. SBY
berusaha untuk menyesuaikan dii menjadi Presiden, namun SBY juga akan tetap
menjadi dirinya sendiri. Dr. Dino Patti Djalal menyampaikan pengalamannya
tentang sosok figur SBY yang ternyata dikagumi di luar negeri. Beberapa tokoh
Indonesia berpendapat bahwa SBY seharusnya seperti Presiden Venezuela, Hugo
Chavez yang mana dia sangat terkenal dengan pamdangannya yang bergaris keras
dan sangat vokal.
Akan tetapi ketika Dr. Dino Patti Djalal berada di New York,
dia berjumpa dengan seorang Warga Negara Venezuela di kedai kopi Starbucks,
yang ternyata justru menginginkan dan berharap agar Hugo Chavez seperti SBY.
Menurut penulis sendiri, hal ini menunjukkan bahwa SBY memang seorang pemimpin
yang dikagumi oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia, dengan gaya
kepemimpinannya yang tegas tetapi berhati-hati dalam mengambil setiap
keputusan.
Hugo Chavez |
Meskipun
SBY menjadi seorang Presiden, beliau tetap menjaga kepribadiannya. Beliau
adalah sosok yang santun dalam bergaul dengan semua orang dan selalu respect
pada para seniornya yang sudah menjadi purnawirawan TNI. Salah satu makanan
kesukaan SBY sejak kecil adalah tahu gorang, yang selalu ada di kantor, ruang
makan, ruang rapat dan ruang tamu. Bahkan SBY tetap hidup bersahaja tanpa
berkilauan, hal ini dapat tercermin dari ruang kantor beliau yang relatif kecil
hanya berukuran 8 x 6 meter dibandingkan dengan kantor Direktur Utama BUMN,
kantor Dirjen dan kantor Menteri-Menteri. Tidak hanya itu, Dr. Dino Patti
Djalal juga menyampaikan bahwa jam tangan yang dikenakan oleh SBY merupakan jam
tangan yang sudah dipakai sejak beliau mengenal SBY. SBY juga dihambarkan
sebagai sosok yang senang bercanda dengan para ajudan dan stafnya. Di hari
libur, terkadang SBY juga bermain musik dan mengaransemen lagu.
Susilo Bambang Yudhoyono |
Dalam
suatu wawancara dengan Aljazeera siaran Inggris pada akhir tahun 2007, SBY
ditanya tentang alasan mengapa SBY justru membuat lagu dan beemain musik,
sedangkan kondisi Indonesia pada saat itu begitu banyak masalah. SBY kemudian
menanggapi pertanyaan tersebut. Beliau
menyatakan bahwa “justru itulah escape
saya satu-satunya sebagai presiden. Saya harus menjaga keseimbangan dalam jiwa
dan pikiran saya”. Memang SBY bisa
dikatakan benar, karena hampir semua presiden atau perdana menteri menemukan
dan memilih caranya sendiri untuk “escape” dari berbagai tekanan dan
ketegangan. Ada yang mempertahankan hobinya dengan memancing berjam-jam,
menanam dan merawat bunga, mengendarai motor besar, menunggang kuda, bermain
bulu tangkis dan sebagainya.
Kesibukan
SBY sebagai Presiden Republik Indonesia memang telah menyita banyak waktu
bahkan staf kepresiden banyak merasa khawatir kepada beliau mengingat jarang
sekali mengambil cuti bahkan hari Sabtu dan Minggu, SBY lebih sering bekerja..
Dalam mengambil cuti SBY ternyata dengan bentuk yang berbeda, yakni dengan
menggubah lagu. Tidak jarang ketika SBY mungkin sudah jenuh pikirannya, beliau
mengambil gitar, secarik kertas, pensil dan mulai memainkan alunan
gonjarang-ganjreng gitarnya. Ternyata kebiasaan ini sudah dimulai sejak tahun
2006 dan terus berlangsung. Mungkin bagi beberapa orang yang mengkritik SBY
karena bermain musik belum tahu, sejatinya dengan menggubah lagu itulah SBY
mendapatkan apa yang disebut dengan “stress release”. Selanjutnya untuk menjadi
“be yourself” ada banyak cara yang bisa dilakukan salah satunya yaitu kemampuan
untuk melepaskan perasaan di hati dalam momen-momen tertentu.