Translate

Thursday, May 28, 2015

Be Yourself : Kepribadian SBY

Be Yourself
Berkaca dari Kepribadian SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)

Tokoh-tokoh penting dan pemimpin negara di dunia memang memiliki kharima dan kepribadian sendiri-sendiri. Seperti halnya mantan Perdana Menteri Jepang, Junichiro Koizumi yang menjabat sebagai Perdana Menteri pada usia 59 tahun, bahkan Koizumi menjadj ikon generasi pemimpin Jepang yang baru. Koizumi dengan kepribadiannya yang tak pernah ragu berdiri sendiri, menyuarakan pandangannya dengan lantang (yang seringkali berbeda dengan pandangan sebagian besar orang) dan Koizumi bahkan seringkali membuat gebrakan-gebrakan baru. Motto Koizumi sendiri yaitu With out pain, no reform. Without reform, no progress. Koizumi hidup di dalam lingkungan elit politik yang konservatif, akan tetapi Koizumi tidak sungkan untuk tampil berbeda dan tampil apa adanya. Koizumi bahkan memiliki rambut gondrong, layaknya seorang artis bintang rock. Dia juga menyukai musik-musik klasik dan musik rock, bahkan Koizumi adalah seorang penggemar beratnya Elvis Presley. Saking ngefansnya dengan Elvis, bahkan ketika bersama Presiden George W. Bush, Koizumi diajak oleh Bush ke Graceland, rumah kediaman almarhum Elvis.
Junichiro Koizumi
Di Jepang sendiri, Koizumi sangat populer, bahkan popularitasnya mencapai angka 90% terutama di kalangan generasi muda yang menginginkan sesosok pemimpin yang mampu menjiwai semangat mereka. Koizumi tidak sungkan membuka diri, bahkan suatu ketika saat perjamuan makan malam dengan SBY di rumahnya, Koizumi sempat bercerita tentang kunjungannya ke makam pahlawan Kuil Yakusuni. Isu tentang Kuil Yakusuni yang menjadi makam bagi tentara Jepang yang ikut pada Perang Dunia II memang sangat sensitif karena menyangkut negara Tiongkok dan Korea Selatan.
Tony Blair
Sosok pemimpin lainnya yang memiliki kualitas "be yourself" yaitu mantan Perdana Menteri Inggris, Tony Blair. Dalam bukunya yang berjudul "Harus Bisa", Dr. Dino Patti Djalal menceritakan tentang sosok Perdana Menteri Inggris tersebut. Di mana ketika dalam sebuah acara resepsi kecil untuk menghormati Tony Blair di kediaman Duta Besar Inggris, Charles Humphrey di Menteng, Dinno Patti Djalal menggambarkan sosok Tony Blair yang ramah dan terkesan santai. Tony Blair pada waktu itu mengenakan kemeja putih tanpa dasi dengan kancing atas terbuka dan lengan baju dilipat. Tony Blair bahkan semalaman berinteraksi dengan para tamu yang hadir. Tony Blair dengan santai menghampiri para tamu, menyapa mereka, menawarkan minuman, mengajak mereka mengobrol, bahkan beberapa tamu yang hadir tidak merasa bahwa sosok yang akrab dan bersahaja tersebut sebenarnya adalah Tony Blair, Perdana Menteri Inggris.
Mantan Presiden Indonesia yang memerintah selama dua kali periode, Susilo Bambang Yudhoyono juga memiliki kualitas kepribadian yang luar biasa. SBY tidak berusaha untuk menjadi Jenderal Soedirman, atau Soekarno ataupun Soeharto. SBY berusaha untuk menyesuaikan dii menjadi Presiden, namun SBY juga akan tetap menjadi dirinya sendiri. Dr. Dino Patti Djalal menyampaikan pengalamannya tentang sosok figur SBY yang ternyata dikagumi di luar negeri. Beberapa tokoh Indonesia berpendapat bahwa SBY seharusnya seperti Presiden Venezuela, Hugo Chavez yang mana dia sangat terkenal dengan pamdangannya yang bergaris keras dan sangat vokal.
Hugo Chavez
Akan tetapi ketika Dr. Dino Patti Djalal berada di New York, dia berjumpa dengan seorang Warga Negara Venezuela di kedai kopi Starbucks, yang ternyata justru menginginkan dan berharap agar Hugo Chavez seperti SBY. Menurut penulis sendiri, hal ini menunjukkan bahwa SBY memang seorang pemimpin yang dikagumi oleh masyarakat Indonesia bahkan dunia, dengan gaya kepemimpinannya yang tegas tetapi berhati-hati dalam mengambil setiap keputusan.
Meskipun SBY menjadi seorang Presiden, beliau tetap menjaga kepribadiannya. Beliau adalah sosok yang santun dalam bergaul dengan semua orang dan selalu respect pada para seniornya yang sudah menjadi purnawirawan TNI. Salah satu makanan kesukaan SBY sejak kecil adalah tahu gorang, yang selalu ada di kantor, ruang makan, ruang rapat dan ruang tamu. Bahkan SBY tetap hidup bersahaja tanpa berkilauan, hal ini dapat tercermin dari ruang kantor beliau yang relatif kecil hanya berukuran 8 x 6 meter dibandingkan dengan kantor Direktur Utama BUMN, kantor Dirjen dan kantor Menteri-Menteri. Tidak hanya itu, Dr. Dino Patti Djalal juga menyampaikan bahwa jam tangan yang dikenakan oleh SBY merupakan jam tangan yang sudah dipakai sejak beliau mengenal SBY. SBY juga dihambarkan sebagai sosok yang senang bercanda dengan para ajudan dan stafnya. Di hari libur, terkadang SBY juga bermain musik dan mengaransemen lagu.
Susilo Bambang Yudhoyono
Dalam suatu wawancara dengan Aljazeera siaran Inggris pada akhir tahun 2007, SBY ditanya tentang alasan mengapa SBY justru membuat lagu dan beemain musik, sedangkan kondisi Indonesia pada saat itu begitu banyak masalah. SBY kemudian menanggapi pertanyaan tersebut. Beliau menyatakan bahwa “justru itulah escape saya satu-satunya sebagai presiden. Saya harus menjaga keseimbangan dalam jiwa dan pikiran saya”.  Memang SBY bisa dikatakan benar, karena hampir semua presiden atau perdana menteri menemukan dan memilih caranya sendiri untuk “escape” dari berbagai tekanan dan ketegangan. Ada yang mempertahankan hobinya dengan memancing berjam-jam, menanam dan merawat bunga, mengendarai motor besar, menunggang kuda, bermain bulu tangkis dan sebagainya. 
Kesibukan SBY sebagai Presiden Republik Indonesia memang telah menyita banyak waktu bahkan staf kepresiden banyak merasa khawatir kepada beliau mengingat jarang sekali mengambil cuti bahkan hari Sabtu dan Minggu, SBY lebih sering bekerja.. Dalam mengambil cuti SBY ternyata dengan bentuk yang berbeda, yakni dengan menggubah lagu. Tidak jarang ketika SBY mungkin sudah jenuh pikirannya, beliau mengambil gitar, secarik kertas, pensil dan mulai memainkan alunan gonjarang-ganjreng gitarnya. Ternyata kebiasaan ini sudah dimulai sejak tahun 2006 dan terus berlangsung. Mungkin bagi beberapa orang yang mengkritik SBY karena bermain musik belum tahu, sejatinya dengan menggubah lagu itulah SBY mendapatkan apa yang disebut dengan “stress release”. Selanjutnya untuk menjadi “be yourself” ada banyak cara yang bisa dilakukan salah satunya yaitu kemampuan untuk melepaskan perasaan di hati dalam momen-momen tertentu.