Translate

Tuesday, April 7, 2015

Rumitnya Birokrasi Indonesia





Ribetnya dan Rumitnya Birokrasi Indonesia














Birokrasi di Indonesia
Tahu sendiri kan bagaimana wajah birokrasi di Indonesia?
Sangat tragis kalau penulis katakan, masalahnya begitu panjangnya meja-meja yang harus dilalui tidak hanya itu begitu banyak juga uang yang harus dikeluarkan untuk 1 meja yang dilalui. Pantas saja investor asing sangat enggan untuk datang ke Indonesia, prosesnya berbelit-belit (njilmet) (kena sembelit baru tahu rasa loe...) dan lama pula. Sudah tidak efektif, tidak efisien pula. Jiant, mau dibawa kemana negeri ini?
Rakyat itu butuh pelayanan yang baik, mudah dan cepat. Ini malah rakyat dibuat mumet, ndak karuan dan menunggunya suwe banget. Belum lagi sikap-sikap birokrat yang suka ngambil kesempitan dalam kesempatan, uang inilah, uang itulah. Selain itu pelayanannya juga kurang memuaskan, seperti sikap yang ditunjukan sangat arogan, kurang ramah malah sering kali ditemui birokrat yang wajahnya mrengut, seakan mau mencaplok kita sebagai publik yang berhak mendapat pelayanan dengan baik. Negara harus melayani rakyat, bukan rakyat yang harus melayani para birokrat-birokrat yang njilmet itu.
Pernah ada seorang mahasiswa asing yang ngedumel karena birokrasi di kampusnya di Indonesia yang ruwetnya minta ampun. Sebut saja namanya Mawar Melati Semuanya Indah, dia bahkan menjugde Indonesia itu sangat buruk birokrasinya, berbeda dari asal negaranya yang bahkan dia berasal dari negara yang masih sangat berkembang bahkan bisa dikatakan jauh tertinggal dari Indonesia. Mawar merasa prosedur di Indonesia sangat menyusahkannya, ada lebih 3 ttd yang harus dimintai ttd untuk menuju persetujuan ttd dari yang paling atas sendiri (busyet dah). Seolah-olah yang mudah justru dipersulit. Untuk menggoalkan suatu persetujuan harus senjlimet itu.
Tidak jarang ada yang begitu arogan, pernah ada seorang mahasiswa yang minta ttd akan tetapi mapnya tertekuk. Si birokrat yang arogan tadi justru menyuruh mengganti lembaran tersebut, padahal proses untuk mencapai birokrat yang arogan tersebut itu ribet banget. Kata birokrat-birokrat tersebut, mengapa begitu njlimet, mereka bilang loh ini kan prosedurnya, kalau nanti melanggar prosedur kan bisa kena sanksi. Bisa tidak sih prosedur yang njlimet itu bisa dirubah, atau tidak sikap kearogansiannya dihilangkan gitu. Pasanglah muka senyum, kalau bisa setiap hari senyum-senyum sendiri biar dikira orang gila (bercanda kok, kalau ndak bercanda ya alhamdulillah sih). Kalau lihat mukanya yang masam, mrengut dan ndak senyum kan kita sebagai publik jadi gimana, kita loh sama-sama manusia.

No comments:

Post a Comment