Yaman Minta Arab Saudi Lancarkan Serangan Darat
terhadap Syiah Houthi
Ketika ditanya apakah Yaman menginginkan intervensi
operasi darat oleh koalisi Arab, Yasseen menjawab: "Ya, kami meminta untuk
itu, dan secepat mungkin, demi menyelamatkan infrastruktur kami dan
menyelamatkan warga Yaman yang berada di bawah pengepungan di banyak
kota."
Selama enam hari ini, pesawat-pesawat tempur Saudi
dkk telah membombardir para pemberontak Houthi dan unit-unit militer yang
memberontak terhadap Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi.
Dalam operasi militer ini, Saudi mengerahkan 100
pesawat tempur dan 150 ribu tentara. Selain itu, pesawat-pesawat dari Mesir,
Maroko, Yordania, Sudan, Kuwait, Uni Emirat Arab, Qatar dan Bahrain juga ikut
serta dalam operasi besar-besaran ini.
Konflik di Yaman terjadi setelah kubu pemberontak
Houthi melengserkan Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi. Hadi kemudian berupaya
mempertahankan kekuasaannya dengan mengungsi dari ibukota Sanaa dan mendirikan
pusat pemerintahan di kota Aden. Operasi militer Saudi ini dilakukan setelah
Houthi terus bergerak mendekati kota Aden, dan ini dikhawatirkan akan mengancam
keselamatan Presiden Hadi.
Sepak terjang kaum Houthi telah membangkitkan dugaan
Arab Saudi, bahwa aksi mereka disokong oleh pemerintah Iran, yang juga
beraliran Syiah. Namun, baik kaum Houthi dan Iran menepis dugaan tersebut.
Meski demikian, ada kekhawatiran bahwa operasi militer Saudi dkk akan memicu
konflik baru yang menyeret Iran.
Pelabuhan Yaman Dikendalikan Angkatan Laut Saudi
KOMPAS.com - Pihak militer Arab Saudi yang memimpin
operasi militer di Yaman mengatakan angkatan lautnya bersiaga di
pelabuhan-pelabuhan negara itu.
Juru bicara militer koalisi Arab Saudi, Brigadir
Jenderal Ahmed Asiri, mengatakan lalu lintas kapal kini dikendalikan untuk
mencegah kelompok pemberontak ke luar masuk pelabuhan dan membawa lebih banyak
senjata.
Kelompok syiah Huthi yang berupaya menggulingkan
Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi, yang sudah mengungsi ke Arab Saudi,
disebut-sebut mendapat bantuan dari Iran.
Namun pemerintah Teheran dan kelompok pemberontak
Huthi berulang kali membantah tuduhan itu.
Serangan udara dilancarkan koalisi pimpinan Arab
Saudi atas posisi-posisi Huthi di sembilan dari 12 provinsi di Yaman, antara
lain untuk mencegah kelompok tersebut menguasai Aden, yang menjadi ibukota
sementara pemerintahan setelah Huthi berhasil merebut ibukota Sanaa.
Pemerintah Arab Saudi mengatakan operasi militer di
Yaman ditujukan untuk ‘membela pemerintah yang sah’ yang dipimpin Presiden
Mansour Hadi.
Bagaimanapun aksi Arab Saudi meningkatkan ketegangan
di kawasan, khususnya antara Arab Saudi, yang dipimpin Islam sunni, dan Iran,
yang mayoritas merupakan umat syiah.
Amerika Serikat menyatakan dukungan atas operasi
Arab Saudi di Yaman namun tidak melancarkan aksi militer langsung.
Dalam perkembangan terpisah, sedikitnya 45 orang
tewas akibat ledakan di kamp pengungsi al-Mazrak di Yaman barat laut, seperti
dilaporkan para pekerja sosial.
Kamp itu menampung warga Yaman yang mengungsi karena
konflik antara pemerintah dan kelompok pemberontak Huthi yang berlangsung sejak
tahun 2009 lalu.
Menteri Luar Negeri Yaman, Riyadh Yaseen, sudah
membantah bahwa serangan udara Arab Saudi yang menyebabkan ledakan tersebut.
No comments:
Post a Comment