Jokowi Dilengserkan?
RMOL. Joko Widodo sudah
tidak layak memimpin Indonesia karena kebijakan ekonomi yang dibuatnya terbukti
menyulitkan masyarakat ekonomi kelas menengah dan bawah. Jika Jokowi tetap
dipertahankan, kehidupan masyarakat akan semakin sulit dan tidak akan
menghasilkan kesejahteraan bagi masyarakat.
Begitu antara lain
kesimpulan hasil jejak pendapat yang dirilis Indonesia Development Monitoring
terkait kinerja pemerintahan Jokowi selama lima bulan ini. Direktur Bidang
Ekonomi dan Bisnis Indonesia Development Monitoring, Iwan Sumule menjelaskan
pengumpulan hasil pendapat dilakukan secara metode kualitatif dengan wawancara
tatap muka kepada masyarakat yang dalam jejak pendapat ini dijadikan sebagai
informan.
Baca juga Cewek yang Dipersunting Putra Sulung Jokowi Profil Selvi Ananda Putri
Informan tersebar dari
pedesaan, perkotaan kabupaten, provinsi dan ibukota. Informan yang dipilih
adalah masyarakat kelas menengah dan kelas bawah. Kelas menengah terdiri dari
masyarakat yang berpenghasilan 5 juta hingga 10 juta perbulan dengan latar
belakang sebagai Pegawai negeri, guru, pekerja kantor, pemilik toko dengan
ukuran sedang, pemilik restoran dengan latar belakang pendidikan paling rendah
SMA dengan jumlah 100 informan.
Sedangkan informan dari
masyarakat bawah sebanyak 200 orang dengan latar belakan pendidikan lulusan SMA
sampai dengan SD dengan pekerjaan sebagai guru, supir taksi, supir angkot,
pedagang asongan, tukang ojek, tukang gorengan, tukang bakso, tukang becak,
buruh pabrik, petani, nelayan yang semuanya berpendapatan rata-rata dibawah Rp
5 juta dalam sebulan.
Dari para informan,
kata Iwan Sumule, disimpulkan bahwa kebijakan ekonomi Jokowi mengakibatkan
masyarakat dengan ekonomi menengah tidak bisa lagi menyisihkan pendapatannya
sebagai tabungan. Malah sebagian dari mereka harus membongkar tabungan untuk
menutupi berbagai tagihan kartu kredit, tagihan kredit rumah, dan tagihan
kredit kendaraan bermotor.
"Ini akibat
pendapatan mereka tergerus oleh mahalnya biaya hidup untuk memenuhi kebutuhan
bahan pokok, transportasi, biaya air bersih, biaya listrik, biaya pendidikan
anak dan biaya leisure keluarga perbulan yang hanya jalan-jalan di
tempat-tempat kuliner yang biasanya hanya menghabiskan 300 ribu meningkat
menjadi 600 ribu," kata dia dalam keterangannya kepada redaksi, Selasa
(31/3).
Untuk masyarakat bawah,
kebijakan pemerintahan Jokowi membuat penghasilan mereka menurun hingga 30
persen. Hal ini dialami tukang bakso, tukang mie ayam, tukang ojek, supir taksi
dan supir angkot akibat berkurangnya konsumen mereka dan mahalnya produk dan
jasa yang mereka jual.
Sementara bagi
masyarakat kelas bawah seperti buruh pabrik, mereka mengalami UMR sudah makin
tergerus hingga 25 persen akibat kebijakan Jokowi yang menambah beban ekonomi
buruh makin mahal. Para buruh mengeluhkan kehidupan keluarga mereka tidak
berkualitas akibat banyak keluarga buruh mengatur pendapatan mereka secara
ketat.
"Diantara mereka
banyak yang mengkonsumsi nasi dengan lauknya mie instan," imbuh Iwan
Sumule.
Baca juga Cewek yang Dipersunting Putra Sulung Jokowi Profil Selvi Ananda Putri
Dikatakan dia,
masyarakat juga berpendapat Jokowi tidak akan mampu memenuhi janji-janji
kampanyenya di Pilpres lalu. Masyarkat mengaggap Jokowi sangat pro asing dan
lebih layak disebut seperti pedagang dibandingkan sebagai Presiden.
"Karena itulah
masyarakat menginginkan Jokowi dilengserkan karena banyak melanggar
undang-undang," tukas Iwan Sumule yang juga Jurubicara Prodem.
Jonru Mau Lengserkan Jokowi Tanggal 20
Mei 2015
Setelah sukses menipu para Jokowi lover
dengan menyembunyikan fanpage nya dan bangga menjadi penipu dengan menulis
artikel akan berhenti mengkritik jokowi, kini Jonru memulai dengann gebrakannya
dengan memprovokasi pengikut dan penggemarnya melalui fanpage FB untuk
melengserkan presiden dan wakil presiden yang sah Jokowi-JK.
Yang saya heran kenapa
mesti menunggu tanggal 20 Mei? Apakah mereka berharap dengan 20 Mei sebagai
hari kebangkitan nasional menjadi momen untuk bisa menggerakan pengikutnya
melengserkan Jokowi-JK. Lalu Kalau sudah lengser apakah Jonru yang akan menjadi
presidennya? Wah sangat seru ini kalau memang mereka berani menurunkan massa
pada 20 Mei nanti.
Pada jaman reformasi sekarang ini sungguh sangat
bebas mengeluarkan pendapat bahkan ajakan dan provokasi untuk melengserkan
presiden juga enjoy-enjoy aja. Bahkan bangga bisa melawan rezim pemerintah.
Jika hal ini terjadi di jaman orde baru mungkin si jonru sudah hilang dari
peredaran hehehe.
Dengan adanya provokasi
ini pastinya pemerintah tidak tinggal diam, TNI dan BIN serta Panpampres
pastinya akan melindungin Presiden dan Wakil Presiden dari segala bentuk
rong-rongan yang hanya ingin membuat onar saja. Rakyat juga gak bodoh. Melihat
kondisi sekarang yang masih relatif aman dan perekonomian juga tidak mengalami
kendala yang parah pastinya tak ada yang menginginkan kekacauan. Kecuali kalau
negera kita kondisinya seperti tahun 1965 atau tahun 1998 yang lalu.
Rakyat sudah capek dengan huru-hara. Luka peristiwa
Mei 1998 belum juga sembuh. Jangan sampai terulang lagi luka yang baru yang
hanya memperturutkan hawa nafsu segelintir orang seperti jonru ini. Rakyat yang
masih berpikiran waras pastinya akan menolak ajakan dan provokasi jonru ini.
Suara-suara
melengserkan Jokowi mulai rame jika ada kenaikan BBM seperti kemarin. Saat BBM
turun ya gak ada ribut-ribut. Jadi sebenarnya pemicu pelengseran ini karena
naiknya BBM. Memang susah sih melepas bayi yang biasa menyusu dan akan disapih
pastinya akan terjadi pergolakan antara si bayi dengan sang ibu.
Demikian juga dengan BBM ini, rakyat sudah biasa
disubsidi kini harus mandiri dan membiasakan dengan harga yang apa adanya tanpa
subsidi. Padahal yang menikmati subsidi hanya mereka yang punya mobil dan
motor. Sedangkan rakyat miskin tak memilikinya.
Bisakah provokasi jonru
ini membawa hasil seperti yang diharapkannya. Saya rasa bisa (maksudnya bisa
masuk penjara), kalau jonru sendiri yang memimpin aksi dan berani turun ke
jalan dan tidak hanya koar-koar dan menulis status di fb. Kalau hanya menulis
status anak SD juga bisa. Tapi apa dia berani? Kita tunggu saja tanggal
mainnya.
No comments:
Post a Comment