Kisah Nyata Penderita HIV/AIDS
HIV/AIDS
merupakan penyakit yang belum ditemukan obatnya di dunia. Sehingga ketika
seseorang terinfeksi Virus HIV, maka kemungkinan untuk bisa bertahan hidup
lebih lama lebih sedikit. Namun, orang dengan HIV/AIDS (Odha) sebaiknya
janganlah dijauhi, toh kita masih bisa menjaga jarak dengan mereka ketika kita
bersosialisasi dengan mereka. Kali ini penulis akan membahas tentang kisah
penderita HIV/AIDS yang pernah tinggal di lingkungan tempat tinggal saya. Sebut
saja namanya Bambang (nama samaran), dia adalah satu-satunya Odha di desa saya
(sejauh ini baru dia yang diketahui sebagai Odha). Seperti remaja lainnya di
desa saya, Bambang memutuskan untuk merantau ke salah satu kota di Indonesia (sebut
saja kota B). Bambang yang hanya lulusan SMP memutuskan untuk mengikuti jejak
kedua orang tuanya yang bekerja di kota B.
Anda bisa terkena HIV/AIDS melalui |
Pengalaman
pergaulan yang diperoleh Bambang di desanya dibawa juga oleh Bambang saat
merantau ke kota B. Pada saat di desa, Bambang memang termasuk remaja yang jail
dan bergaul bebas dengan remaja-remaja lainnya. Masalah minum-minuman sudah
tidak asing bagi Bambang, terkadang juga terlibat dalam kasus pencurian
(meskipun kasus pencuriannya terbilang kecil dan sepele). Pada tahun 2000-an
Bambang merantau ke kota B, dia memang mudah bergaul dengan siapa saja sehingga
mudah diterima di lingkungan baru tersebut. Lambat-laun Bambang terjerumus ke
dalam dunia yang tidak sepantasnya dia masuk ke lingkaran tersebut. Dengan paras
yang tampan, kulit putih dan hidung mancung, tidak sedikit wanita yang suka
padanya. Modal fisik tersebut menjadi modal utama Bambang untuk merayu
cewek-cewek cantik untuk diajak berkenalan. Hingga akhirnya Bambang harus
menerima kondisi di mana dia tidak mampu menahan hawa nafsunya untuk berhubungan
seksual dengan wanita-wanita kenalannya. Suatu ketika, dia dan teman-temannya
melakukan hubungan seksual dengan wanita yang sebenarnya berasal dari desa yang
sama dengan Bambang. Wanita tersebut digilir oleh Bambang dan teman-temannya.
Bulan berganti bulan, hingga akhirnya wanita tersebut mengandung janin akibat
hubungan seks dengan Bambang dan teman-temannya. Sayang, diantara mereka tidak
ada yang mau mengakui kehamilan wanita tersebut. Hingga akhirnya wanita
tersebut melahirkan bayi tanpa seorang pendamping.
Kembali
ke Bambang, namapknya dunia negatif tersebut sudah menjadi hal yang biasa bagi
Bambang. Pada akhirnya, Bambang jatuh sakit, kondisi kesehatan Bambang
benar-benar buruk. Tidak ada yang menyangka bahwa Bambang divonis terkena
HIV/AIDS. Hal ini membuat Bambang benar-benar drop dan depresi. Pada awalnya
hanya adik laki-lakinya saja yang tahu kalau Bambang adalah Odha, namun
keluarganya curiga ketika Bambang bolak-balik harus masuk rumah sakit untuk
mendapatkan perawatan. Awalnya keluarga hanya menduga bahwa Bambang terkena
diare biasa, akan tetapi lama-kelamaan Bambang benar-benar menuju kondisi yang
lemah dan membuat Bambang untuk terbuka kepada keluarganya kalau dia terkena
HIV/AIDS. Keluarganya pun seolah-olah menutup penyakit yang dialami Bambang.
Hingga akhirnya keluarga Bambang memutuskan untuk membawanya pulang kampung.
Di
kampung yang masih tergolong awam akan penyakit HIV/AIDS tersebut tidak terlalu
heran dengan penyakit yang diderita Bambang. Namun lambat laun, Bambang secara
fisik berubah drastis. Dia benar-benar kurus dan hanya menyisahkan tulang belulang
yang menonjol ditubuhnya. Penduduk kampung heboh di luar kepala, mereka yang
hanya tahu kalau Bambang hanya menderita diare akut biasa tercengang ketika
harus melihat kondisi Bambang yang semakin memburuk. Untung masih ada
kalangan-kalangan terpelajar yang tahu kalau ciri-ciri penyakit yang diderita
Bambang termasuk ke dalam penyakit HIV/AIDS. Hingga akhirnya keluarga Bambang
terbuka untuk bercerita kalau Bambang sebenarnya terkena HIV/AIDS.
Sebelumnya,
Bambang yang mengidap HIV/AIDS telah mengikuti ritual ganti nama. Berdasarkan budaya
Jawa, ketika seseorang mengidap penyakit yang sangat lama, maka harus mengganti
namanya dengan sajian khas bubur merah putih. Bambang pun berganti nama menjadi
Slamet, dengan harapan agar Bambang bisa sembuh. Namun beberapa bulan kemudian,
Bambang dipanggil oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Berdasarkan
kisah nyata di atas, kita bisa mengambil pelajaran bahwa Odha tetap manusia
yang butuh perhatian, mereka mungkin dalam kondisi yang lemah sehingga
memerlukan dukungan dari kita semua. Dan ingat bahwa segala perbuatan akan
balik kepada diri kita sendiri. Seperti dalam Q.S. An-Najm ayat 39-41 yang
berbunyi:
"Bahwasanya seorang manusia
tiada memperoleh selain apa yang telah diusahakannya. Bahwasanya usaha itu
kelak akan diperlihat (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya
dengan balasan yang paling sempurna."
No comments:
Post a Comment