Translate

Sunday, October 18, 2015

Menginap di Stasiun



Menginap di Stasiun

Kali ini saya ingin berbagi pengalaman saya tentang tidur, menginap dan bermalam di sebuah stasiun. Pengalaman saya bermula ketika saya yang berniat menuju Kabupaten Jember dengan menggunakan jasa kereta api. Memang terdapat kereta jurusan Purwokerto yang langsung ke Jember yaitu kereta Logawa, akan tetapi karena kehabisan tiket sehingga saya terpaksa membeli dua tiket dengan jurusan Surabaya Gubeng dengan keberangkatan berasal dari stasiun Karanganyar, Kebumen. Sedangkan 1 tiketnya lagi dari Stasiun Gubeng,Surabaya dengan tujuan Stasiun Jember dengan menggunakan kereta Mutiara Timjur Siang yang berangkat dari stasiun Gubeng sekitar jam 09.00 pagi. Kereta pertama yang saya naiki yaitu kereta api Pasundan Lebaran yang merupakan kereta tambahan untuk mengangkut para pemudik. Setelah kereta berangkat dari stasiun Karanganyar sekitar jam 14.10 dan tiba di Stasiun Gubeng tiba pukul 11.00 malam. Sehingga saya harus menunggu sekitar 9 jam. Saya akhirnya berniat untuk menginap di Stasiun Gubeng untuk menunggu kedatangan kereta api Mutiara Timur Siang. Sempat bingung saat sampai di Stasiun Gubeng, karena sebenarnya wilayah Stasiun harus disterilkan sehingga penumpang tidak bisa tinggal berlama-lama di dalam kawasan stasiun. Akhirnya saya putuskan untuk menunggu di emperan depan stasiun Gubeng dan ternyata di luar dugaan banyak penumpang yang sedang menunggu kedatangan kereta api seperti kereta Probowangi yang dijadwalkan berangkat sekitar jam 04,30 pagi dengan tujuan Banyuwangi. Karena suasana yang ramai sehingga saya perlu waspada untuk tetap menjaga barang-barang bawaan saya. Saya sempatkan tanya-tanya ke pejual asongan yang menawarkan kopi dan mi instan dalam cup, menurut pedagang tersebut memang terkadang banyak yang menunggu kereta api sampai pagi. Sayapun menyempatkan diri untuk menutup mata yang sebenarnya sudah lelah dengan tetap waspada dengan barang-barang bawaan saya. Meskipun sebenarnya menunggu di emperan sampai pagi katanya pedagang asongan yang saya tanyai memang relatif aman, sangat sedikit kasus kecopetan. Perlu diketahui juga bahwa Stasiun Gubeng merupakan Stasiun yang sibuk sehingga ketika anda menunggu sejak malam hari, suasananya tetap ramai karena banyak penumpang yang turun secara bergilir di Gubeng. Bahkan terdapat kereta yang tiba di Gubeng  pada pagi hari sekitar jam 02.00an lebih, selain itu suasana jalan raya depan stasiun Gubeng juga ramai dengan hilir mudiknya kendaraan-kendaraan terutama taksi, ojek yang siap menanti penumpang.
            Salah satu masalah yang akan dihadapi jika bermalam di Gubeng yaitu banyaknya nyamuk yang bejibun yang siap menikmati darah segar anda. Sehingga perlu memakai lotion anti nyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk. Tetapi pada saya bermalam di stasiun Gubeng kelembapan udaranya tidak terlalu pekat sehingga kondisinya tidak terlalu dingin. Perlu diketahui bahwa di sekitar luar Stasiun Gubeng Lama tidak ada toilet sehingga ketika anda ingin buang air pintar-pintarlah menyusup ke dalam stasiun untuk menggunakan toilet yang berada di dalam stasiun, ingat bahwa pintu keluar yang menjadi pintu keluar bai penumpang selalu dijaga oleh petugas, sednagkan pintu itu menjadi satu-satunya akses untuk masuk ke stasiun karena masuk melalui ruang tunggu penumpang tidaklah bisa.
Sekitar pukul 3.30an pagi, stasiun Gubeng sudah semakin ramai karena ternyata loket pemesanan tiket kereta api sudah dibuka. Sehingga banyak calon penumpang yang mengantri di loket.