Menginap di Stasiun
Kali ini saya ingin
berbagi pengalaman saya tentang tidur, menginap dan bermalam di sebuah stasiun.
Pengalaman saya bermula ketika saya yang berniat menuju Kabupaten Jember dengan
menggunakan jasa kereta api. Memang terdapat kereta jurusan Purwokerto yang
langsung ke Jember yaitu kereta Logawa, akan tetapi karena kehabisan tiket
sehingga saya terpaksa membeli dua tiket dengan jurusan Surabaya Gubeng dengan
keberangkatan berasal dari stasiun Karanganyar, Kebumen. Sedangkan 1 tiketnya lagi
dari Stasiun Gubeng,Surabaya dengan tujuan Stasiun Jember dengan menggunakan
kereta Mutiara Timjur Siang yang berangkat dari stasiun Gubeng sekitar jam
09.00 pagi. Kereta pertama yang saya naiki yaitu kereta api Pasundan Lebaran
yang merupakan kereta tambahan untuk mengangkut para pemudik. Setelah kereta
berangkat dari stasiun Karanganyar sekitar jam 14.10 dan tiba di Stasiun Gubeng
tiba pukul 11.00 malam. Sehingga saya harus menunggu sekitar 9 jam. Saya
akhirnya berniat untuk menginap di Stasiun Gubeng untuk menunggu kedatangan
kereta api Mutiara Timur Siang. Sempat bingung saat sampai di Stasiun Gubeng, karena
sebenarnya wilayah Stasiun harus disterilkan sehingga penumpang tidak bisa
tinggal berlama-lama di dalam kawasan stasiun. Akhirnya saya putuskan untuk
menunggu di emperan depan stasiun Gubeng dan ternyata di luar dugaan banyak
penumpang yang sedang menunggu kedatangan kereta api seperti kereta Probowangi
yang dijadwalkan berangkat sekitar jam 04,30 pagi dengan tujuan Banyuwangi.
Karena suasana yang ramai sehingga saya perlu waspada untuk tetap menjaga
barang-barang bawaan saya. Saya sempatkan tanya-tanya ke pejual asongan yang
menawarkan kopi dan mi instan dalam cup, menurut pedagang tersebut memang
terkadang banyak yang menunggu kereta api sampai pagi. Sayapun menyempatkan
diri untuk menutup mata yang sebenarnya sudah lelah dengan tetap waspada dengan
barang-barang bawaan saya. Meskipun sebenarnya menunggu di emperan sampai pagi
katanya pedagang asongan yang saya tanyai memang relatif aman, sangat sedikit
kasus kecopetan. Perlu diketahui juga bahwa Stasiun Gubeng merupakan Stasiun
yang sibuk sehingga ketika anda menunggu sejak malam hari, suasananya tetap
ramai karena banyak penumpang yang turun secara bergilir di Gubeng. Bahkan
terdapat kereta yang tiba di Gubeng pada
pagi hari sekitar jam 02.00an lebih, selain itu suasana jalan raya depan
stasiun Gubeng juga ramai dengan hilir mudiknya kendaraan-kendaraan terutama
taksi, ojek yang siap menanti penumpang.
Salah satu masalah yang akan dihadapi jika bermalam di
Gubeng yaitu banyaknya nyamuk yang bejibun yang siap menikmati darah segar
anda. Sehingga perlu memakai lotion anti nyamuk untuk mencegah gigitan nyamuk.
Tetapi pada saya bermalam di stasiun Gubeng kelembapan udaranya tidak terlalu
pekat sehingga kondisinya tidak terlalu dingin. Perlu diketahui bahwa di
sekitar luar Stasiun Gubeng Lama tidak ada toilet sehingga ketika anda ingin
buang air pintar-pintarlah menyusup ke dalam stasiun untuk menggunakan toilet
yang berada di dalam stasiun, ingat bahwa pintu keluar yang menjadi pintu
keluar bai penumpang selalu dijaga oleh petugas, sednagkan pintu itu menjadi
satu-satunya akses untuk masuk ke stasiun karena masuk melalui ruang tunggu
penumpang tidaklah bisa.
Sekitar
pukul 3.30an pagi, stasiun Gubeng sudah semakin ramai karena ternyata loket
pemesanan tiket kereta api sudah dibuka. Sehingga banyak calon penumpang yang
mengantri di loket.