Kisah dan Mitos tentang Blue Moon
Liputan6.com,
Jakarta Dalam bahasa Inggris ada istilah 'Once in a Blue Moon.'
Ini adalah ekspresi tentang sesuatu yang jarang, langka, bahkan absurd.
Biasanya tiap tahun, Bumi mengalami 12 kali purnama. Setiap
bulan. Tapi di beberapa kali kesempatan, Bumi mendapatkan purnama ekstra.
Hal ini terjadi karena ketidaksinkronan antara rotasi Bulan dan Bumi.
Bulan
berotasi 29 hari, sementara Bumi 30 hari--kecuali Februari. Itulah yang
menyebabkan purnama hadir dua kali dalam sebulan. Dan menurut perhitungan,
blue moon terjadi tiap 2,7 tahun sekali, seperti ditulis oleh SPACE.
Ada sebuah artikel di majalah Sky & Telescope
terbitan tahun 1943 yang menuliskan artikel tentang bulan ekstra
dalam kalender Masehi. Ditulis oleh Lawrence J. Lafleur. Ia menemukan sebuah
fotokopi almanak tahun 1937. Di almanak itu tertulis 'blue moon' dan penjelasan
tentangnya.
Di almanak tersebut tertulis, "Ini adalah sebuah
kebetulan yang tidak menguntungkan, terutama buat para pendeta yang menyiapkan
festival bulan purnama tiap bulannya, terpaksa melakukan dua kali karena
terdapat dua bulan purnama dalam satu bulan. Juga, angka 13 adalah angka
pembawa sial," seperti dikutip dari SPACE.
"Ada tujuh bulan biru di kalendar Lunar tiap 19
tahun," lanjut almanak itu, "Di masa lalu, para pembuat almanak
menemukan banyak kesulitan mengkalkulasi kapan terjadi Blue Moon dan
ketidakpastian ini menciptakan ekspresi 'once in a blue moon.'"
Biru pada Blue Moon tidak merujuk pada warna, dalam
Bahasa Inggris kuno 'biru' sebelum kata benda berarti 'pengkhianat.' Disebut
'pengkhianat' karena bulan purnama seharusnya datang tiap satu bulannya, di
mana Bulan terlihat besar dan berwarna putih pucat. Maka, purnama kedua
dianggap 'pengkhianat'.
Bulan Biru tahun 2015 terjadi di malam 30 dan subuh 31 Juli.
Purnama ekstra juga akan terjadi pada tanggal 29 Agustus, 28 September,
27 Oktober, 25 November dan 25 Desember. Tahun 2015, Bulan Biru akan jatuh pada
tanggal 23 Januari.
Tak
Selalu Biru
Dinamakan bulan biru tidak ada hubungannya dengan warna. Bisa
saja Bulan terlihat biru -- entah saat purnama atau pun saat sabit, apabila
terjadi kebakaran hutan atau letusan gunung berapi mengotori bagian atas
atmosfer. Seperti kejadian Gunung Krakatau yang meletus pada 1883.
Ledakan Krakatau diibaratkan seperti meledakan nuklir dengan
kekuatan 100-megaton dan menyemburkan debu vulkanik yang hampir menutupi
permukaan bumi. Seperti dikutip dari NASA,
hampir tiap malam orang melihat Bulan berwarna biru.
Bahkan Edward Munch pun terinspirasi dengan fenomena
pemandangan langit yang paling spektakular selama 150 tahun terakhir yang
diciptakan oleh partikel debu vulkanik Gunung Krakatau itu. Ia pun
menciptakan lukisan berjudul 'The Scream', seperti dikutip dari NYTimes.
Menurut NASA, debu vulkanik Krakatau bertebaran luar biasa
banyaknya di angkasa. Dan kala itu, pandangan mata pun menangkap [bulan yang
berwarna biru](/675780 ""), bahkan sesekali hijau. Tidak hanya Bulan,
Matahari pun terlihat berwarna ungu.
Orang juga melihat bulan biru saat ledakan gunung El Chinchon tahun 1983 di Meksiko. Dan fenomena terakhir terjadi saat letusan Gunung St. Helen dan Gunung Patubo masing-masing di tahun 1980 dan 1991.
Orang juga melihat bulan biru saat ledakan gunung El Chinchon tahun 1983 di Meksiko. Dan fenomena terakhir terjadi saat letusan Gunung St. Helen dan Gunung Patubo masing-masing di tahun 1980 dan 1991.
Tidak hanya debu vulkanik saja yang 'menipu mata' melihat
rembulan seakan berwarna biru. Kebakaran hutan menciptakan ilustrasi yang sama.
Salah satunya adalah kebakaran besar yang terjadi di Alberta, Kanada tahun
1953. Bencana alam itu mewarnai ungu Lavender pada Matahari dan biru Bluebell
pada Bulan sepanjang Amerika Utara hingga Inggris.
Carrol Rudy dalam emailnya kepada Space Weather,
menulis pengalamannya melihat Bulan yang berwarna biru.
"Bulan berwarna biru terjadi Minggu 24 September 1950.
Aku adalah bocah 13 tahun yang tinggal di daerah terpencil di Northwestern
Pennsylvania dekat kota Corry, AS. Saat itu cuaca mendung sekali. Pada siang
hari, tiba-tiba matahari menghilang dan gelap seperti halnya tengah malam. Ayah
dan ibu segera menyalakan lampu dan lentera. Aku keluar untuk mengecek
ternak-ternak dan menemukan mereka kembali ke kandang. Sapi dan ayam-ayam
tidur. Aku juga tidak mendengar kicau burung sedikitpun. Kami tidak punya TV
saat itu tapi kami mendengar bahwa ada kebakaran hutan di Kanada yang menutup
sinar matahari."
"Orang-orang takut kalau ini adalah akhir dunia.
Sebagian berpikir, Rusia melakukan balas dendam, padahal perang dingin telah
berakhir. Dan saat malam hari, aku melihat bulan berwarna biru."
Tom Whiting dari Erie Pennsylvania, AS juga punya pengalaman
yang sama. "Saat itu aku berusia 5 tahun, tahun 1946 sedang bermain
bersama teman-temanku. Tiba-tiba langit gelap dan anak-anak lainnya berteriak
takut. Tapi yang kuingat adalah The Real Blue Moon!
Lain lagi dengan Samuel Sievers, dari Indiana, AS. Ia menyaksikan bahwa bulan berwarna biru pada tahun 1954. Ia dan ayahnya sedang dalam menyusuri jalan panjang dan berbatu-batu dari selatan Indiana ke Chicago.
Lain lagi dengan Samuel Sievers, dari Indiana, AS. Ia menyaksikan bahwa bulan berwarna biru pada tahun 1954. Ia dan ayahnya sedang dalam menyusuri jalan panjang dan berbatu-batu dari selatan Indiana ke Chicago.
"Aku melihat bulan benar-benar berwarna biru sementara
udara begitu pengap. Aku bertanya mengapa bulan yang biasanya pucat tiba-tiba
berwarna biru? Apakah itu mata setan? Ayahku menjawab dengan bijaksana bulan
terlihat biru mungkin karena debu atau asap."
Robin Scagell dari Australia punya pengalaman melihat bulan
berwarna biru saat meletusnya El Chinchon tahun 1983.
"Aku menyaksikan sesuatu yang sangat langka pada bulan.
Ia berwarna biru, terang dan indah. Aku sempat ambil foto dengan kamera
seadanya, tapi warna biru tidak dapat tertangkap dengan baik. Namun,
langit saat itu berwarna keunguan. Mungkin itu penyebabnya warna ungu langit
mendominasi bulan biruku.
Mitos
Blue Moon?
Hampir tidak ditemukan cerita-cerita tentang Blue Moon.
Meskipun begitu, para penggila mitos bulan atau disebut 'lunatic' mengatakan
bulan purnama selalu menimbulkan hal-hal aneh di Bumi.
"Blue Moon tidak punya mitos tersendiri, tapi ia berbagi
dengan mitos bulan purnama seperti meningkatnya kriminalitas dan cerita aneh
lainnya" kata Kim Long penulis buku 'The Moon Book' seperti
dikutip dari Baltimore
Sun.
"Mereka berpikir orang melakukan hal-hal di luar kontrol
saat purnama. Mungkin sebagian benar, tapi sebagian lagi terlalu
berlebihan," lanjut Kim.
Namun, para ilmuwan menemukan ada keterkaitan bulan purnama
dengan tingkah laku sehari-sehari manusia.
"Biasanya kita menghindari bulan purnama karena terlalu
terang," kata Todd Ullery dari Davis Planetarium di Maryland Science
Center. "Purnama juga kadang menciptakan ilusi tidak ada bayangan
sama sekali."
Astronom Guy Ottewell dari Greenville mengatakan bahwa blue
moon hanyalah sebuah kiasan saja.
"Blue moon tidak lebih dari kiasan saja. Selain
putih, Bulan tampak berwarna kekuning-kuningan atau kemerah-merahan. Itu
saja," tutupnya.
Fakta tentang Blue Moon
Jakarta, CNN Indonesia --
Jumat 31 Juli 2015, di langit akan muncul Bulan Purnama. Istimewanya, Bulan
Purnama ini biasa disebut dengan Blue Moons atau Bulan Purnama Biru. Apakah
benar-benar berwarna biru?
Dalam ilmu astronomi,
Blue Moon ya Bulan Purnama penuh yang memang menjadi siklus yang
terjadi tiap bulannya. Namun, Bulan Purnama Biru ini adalah sebuah istilah yang
menggambarkan waktu si Bulan Purnama tersebut.
Sebetulnya ada dua
perbedaan definisi soal Blue Moon ini. Pertama yang disebut dengan Blue Moon
adalah Bulan Purnama ketiga dari 4 Bulan Purnama--bisanya terjadi tiga kali--dalam
siklus musim astronomi.
Definisi kedua, Blue
Moon adalah Bulan Purnama kedua dari dua siklus Bulan Purnama yang terjadi
dalam siklus perhitungan astronomi. Apakah Blue Moon sudah pasti berwarna Biru?
Tidak juga.
Sejatinya, saat terjadi
Blue Moon tetap berwarna abu pucat dan putih layaknya Bulan yang biasa kita
lihat saat malam hari. Terkadang juga bisa menunjukan warna merah. Bulan
bisa terlihat berwarna biru disebabkan adanya letusan gunung vulkanik.
Contohnya, pada 1883
silam, orang-orang pada saat itu melihat Bulan biru hampir setiap malam akibat
letusan gunung Krakatau yang kekuatannya sama dengan 100 megaton bom nuklir.
Bulu abu hasil letusan tersebut naik ke puncak atmosfer Bumi sehingga 'mengubah'
warna Bulan menjadi biru.
Abu Krakatau mengandung
partikel satu mikron yang sama dengan panjang gelombang cahaya merah. Partikel
tersebut mampu menguraikan cahaya merah dan membiarkan cahaya biru yang
mendominasi. Dengan kata lain, abu Krakatau berperan sebagai filter warna biru.
Kapan terjadinya?
Ada empat musim astronomi dalam setahun:
Musim Semi: Maret hingga Juni
Musin Panas: Juni hingga September
Musim Gugur: September hingga Desember
Musim Dingin: Musim Desember
hingga Maret