Sholat Tarawih yang
Cepat
Dalam
postingan kali ini saya akan berbagi cerita tentang pengalaman saya dalam
mengikuti tarawih di beberapa masjid di Jember. Saya memang bukan asli dari
Jember, tetapi saya menuntut ilmu di daerah yang telah menghasilkan salah satu
cerutu terbaik di dunia ini. Sebelumnya,
saya sejak kecil sudah terbiasa tarawih di salah satu masjid di desa
saya di mana saya berasal, yang mana dalam melaksanakan tarawih, cenderung imam
membacakan bacaan sholat yang cenderung pelan dengan tetap memperhatikan
panjang dan pendeknya bacaan dalam sholat seperti bacaan suratan, dan
lain-lain. Sudah lama saya terbiasa dengan bacaan sholat yang demikian sehingga
sholat tarawih yang dilakukan memakan waktu yang cukup lama.
Namun
kondisi ini berbeda dengan yang saya alami di Jember, dalam pelaksanaan sholat
tarawihnya yang relatif cepat. Bahkan saat menjawab “aamiin” yang seharusnya
dengan panjang harakat , justru beberapa makmun atau bahkan sebagian
menjawabnya dengan panjang yang kurang dari sesuai dengan ketentuan. Padahal
panjang dan pendeknya suatu bacaan mempengaruhi arti/makna kata tersebut. Tidak
hanya itu bahkan jawaban katanya cenderung ngawur, karena ada yang terdengar
seperti ujungnya saja, seperti “min”, atau dikerasin seperti teriak. Padahal yang
dianjurkan adalah jawaban kata “aamiin”nya harus nyaring bukan keras dengan
teriak-teriak.
Memang
saya bukan seorang ahli agama yang paham agama, namun menurut saya sendiri,
saya sedikit terganggu atau risih dengan keadaan tersebut. Meski demikian saya
berusaha untuk sholat dengan khusyu’, karena niat saya sendiri adalah ibadah
karena Allah SWT.