Perayaan yang paling utama dari Songkran festival
adalah saling melempar air, dirayakan di Thailand sebagai tahun baru
penanggalan di Thailand sana. Kemarin (13/04) para mahasiswa Thailand yang
bersekolah di sekolah saya, menyelenggarakan Songkran Festival (泼水节). Kegiatan ini memang
sudah menjadi kegiatan tahunan sekolah kami. Walaupun sya tidak berada di
Chiang Mai, Thailand, tapi saya bisa merasakan meriahnya festival ini. Tahun
kemarin saya melewatkan hari ‘bermain air’ karna bangun terlalu siang, maklum
’siraman’ dimulai sekitar jam 9, dan saya waktu itu betah begadang, jadi telat
deh. Tahun ini tidak melewatkan sedikitpun prosesinya, emberpun sudah siap
dipelukan.
Thailand yang mayoritas masyarakatnya memiliki kerpercayaan Budha,
maka perayaan ini tidak lepas dari pengaruh kepercayaan tersebut. Kemarin, saya
bangun jam 7 pagi, dan melihat sudah banyak mahasiswa yang akan memulai prosesi
Songkran, mereka dari depan samping asrama membawa arak-arakan patung Budha
yang sudah disucikan. Patung Budha itu diletakkan tepat di tengah, di semacam
tempat dari kayu triplek berbentuk segi empat dan sekeliling Budha dihiasi
dengan bunga-bunga. Kemudian triplek itu dipanggul oleh 4 orang. Arak-arakan
ini terdiri dari barisan paling depan yang memberi komando dalam bahasa
Thailand, barisan berikutnya rombongan pemusik dan penyangyi sebagai pengiring
rombongan, selanjutnya adalah rombongan pengiring Budha yang lengkap dengan
umbul-umbul. Mereka berjalan dari gedung samping asrama saya sampai depan
perpustakaan sekolah.
Jaraknya memang tidak terlalu jauh, hanya sekitar
500 meter saja. Dan di depan perpustakaan sudah disiapkan semacam tempat yang
memang disediakan untuk merayakan Songkran Festival. Para pejabat sudah bersiap
disana, dan acara ’siraman’ dimulai dengan pelepasan burung oleh para pejabat
terkait. Saya berada di deretan depan bersama rombongan pengambil foto, dan
tiba-tiba ada yang menyeletuk, “…hati-hati, melepas burungnya pakai masker,
nanti takutnya kena flu unggas…”. Sontak kami semua tertawa mendengar itu. Iya
memang yang sedang populer di China adalah virus H7N9, yang merenggut tidak
sedikit nyawa warga sipil.
Burung telah dilepas, itu tandanya kami boleh
bermain air. Air dimaksudkan sebagai simbol mencuci semua yang buruk pergi. Dan
kami hanya boleh ’siraman’ di sekitar perpustakaan dan gedung disampingnya,
tidak boleh keluar area tersebut. Awalnya panitia hanya menyediakan 2 sumber
air, namun hanya selang beberapa menit kemudian sumber air ketiga terbuka, dan
tidak berhenti disitu, toilet gedung sebelahpun menjadi sasaarn empuk para
pencari air yang kehausan. Tidak pandang bulu, teman-lawan, antarnegara,
kenal-tidak kenal, semua siram-menyiram. Beruntung kemarin cuaca mendukung
untuk berbasah-basahan, karena sudah beberapa hari sebelum hari-H, cuaca
mendung gerimis, dingin, dan angin bertiup kencang. Tapi hari perayaan tiba,
dan cuaca berubah luarbiasa. Mereka juga tidak hanya siram air, tapi entah
menorehkan apa dimuka saya, seperti pewarna dan juga semacam bedak cair. Ada
juga yang sudah menyiapkan shampoo, dan ohhhh tidak, saya tidak mau, tp
akhirnya rambut saya bermandikan busa. setelah lelah bermain air, saya mencoba
ke arena Thai boxing, seru, dan lawan saya adalah adik kelas. Coba saja sumber
airnya dibuat satu orang dapat satu sumber air, pasti ramai luar biasa, dan
karena lelah dari arena perang ke sumber air agak jauh, jadi saya mending irit
sekali ambil air bisa sekali-dua kali siraman, paling menyebalkan adalah ketika
saya mengambil penuh air di ember saya, eh tiba-tiba teman datang menumpahkan
air itu ke badan saya sendiri ( ah … padahal kan udah ngantri). Di satu bagian
kami terbelah menjadi dua bagian kanan-kiri, ada dari depan fotografer yang
mengambil dambar, semua ember dalam genggaman, dan fotografer berteriak, ” Mana
airnya, katanya mau perang … ??”, kami serentak menjawab, “Airnya habiiiss
!!!!”
Terlepas sari arti sebuah perayaan Songkran Festival
sebagai bagian dari sebuah budaya, kita jangan pula melupakan peran air sebagai
salah satu sumber kehidupan di muka bumi ini. Bukankah harus tetap melakukan
sesuatu untuk bumi kita tersayang dan lingkungan.