Translate

Monday, April 13, 2015

Songkran Festival di Thailand dan Myanmar


Perayaan yang paling utama dari Songkran festival adalah saling melempar air, dirayakan di Thailand sebagai tahun baru penanggalan di Thailand sana. Kemarin (13/04) para mahasiswa Thailand yang bersekolah di sekolah saya, menyelenggarakan Songkran Festival (泼水节). Kegiatan ini memang sudah menjadi kegiatan tahunan sekolah kami. Walaupun sya tidak berada di Chiang Mai, Thailand, tapi saya bisa merasakan meriahnya festival ini. Tahun kemarin saya melewatkan hari ‘bermain air’ karna bangun terlalu siang, maklum ’siraman’ dimulai sekitar jam 9, dan saya waktu itu betah begadang, jadi telat deh. Tahun ini tidak melewatkan sedikitpun prosesinya, emberpun sudah siap dipelukan.
 Thailand yang mayoritas masyarakatnya memiliki kerpercayaan Budha, maka perayaan ini tidak lepas dari pengaruh kepercayaan tersebut. Kemarin, saya bangun jam 7 pagi, dan melihat sudah banyak mahasiswa yang akan memulai prosesi Songkran, mereka dari depan samping asrama membawa arak-arakan patung Budha yang sudah disucikan. Patung Budha itu diletakkan tepat di tengah, di semacam tempat dari kayu triplek berbentuk segi empat dan sekeliling Budha dihiasi dengan bunga-bunga. Kemudian triplek itu dipanggul oleh 4 orang. Arak-arakan ini terdiri dari barisan paling depan yang memberi komando dalam bahasa Thailand, barisan berikutnya rombongan pemusik dan penyangyi sebagai pengiring rombongan, selanjutnya adalah rombongan pengiring Budha yang lengkap dengan umbul-umbul. Mereka berjalan dari gedung samping asrama saya sampai depan perpustakaan sekolah.




Jaraknya memang tidak terlalu jauh, hanya sekitar 500 meter saja. Dan di depan perpustakaan sudah disiapkan semacam tempat yang memang disediakan untuk merayakan Songkran Festival. Para pejabat sudah bersiap disana, dan acara ’siraman’ dimulai dengan pelepasan burung oleh para pejabat terkait. Saya berada di deretan depan bersama rombongan pengambil foto, dan tiba-tiba ada yang menyeletuk, “…hati-hati, melepas burungnya pakai masker, nanti takutnya kena flu unggas…”. Sontak kami semua tertawa mendengar itu. Iya memang yang sedang populer di China adalah virus H7N9, yang merenggut tidak sedikit nyawa warga sipil.


Burung telah dilepas, itu tandanya kami boleh bermain air. Air dimaksudkan sebagai simbol mencuci semua yang buruk pergi. Dan kami hanya boleh ’siraman’ di sekitar perpustakaan dan gedung disampingnya, tidak boleh keluar area tersebut. Awalnya panitia hanya menyediakan 2 sumber air, namun hanya selang beberapa menit kemudian sumber air ketiga terbuka, dan tidak berhenti disitu, toilet gedung sebelahpun menjadi sasaarn empuk para pencari air yang kehausan. Tidak pandang bulu, teman-lawan, antarnegara, kenal-tidak kenal, semua siram-menyiram. Beruntung kemarin cuaca mendukung untuk berbasah-basahan, karena sudah beberapa hari sebelum hari-H, cuaca mendung gerimis, dingin, dan angin bertiup kencang. Tapi hari perayaan tiba, dan cuaca berubah luarbiasa. Mereka juga tidak hanya siram air, tapi entah menorehkan apa dimuka saya, seperti pewarna dan juga semacam bedak cair. Ada juga yang sudah menyiapkan shampoo, dan ohhhh tidak, saya tidak mau, tp akhirnya rambut saya bermandikan busa. setelah lelah bermain air, saya mencoba ke arena Thai boxing, seru, dan lawan saya adalah adik kelas. Coba saja sumber airnya dibuat satu orang dapat satu sumber air, pasti ramai luar biasa, dan karena lelah dari arena perang ke sumber air agak jauh, jadi saya mending irit sekali ambil air bisa sekali-dua kali siraman, paling menyebalkan adalah ketika saya mengambil penuh air di ember saya, eh tiba-tiba teman datang menumpahkan air itu ke badan saya sendiri ( ah … padahal kan udah ngantri). Di satu bagian kami terbelah menjadi dua bagian kanan-kiri, ada dari depan fotografer yang mengambil dambar, semua ember dalam genggaman, dan fotografer berteriak, ” Mana airnya, katanya mau perang … ??”, kami serentak menjawab, “Airnya habiiiss !!!!”

Terlepas sari arti sebuah perayaan Songkran Festival sebagai bagian dari sebuah budaya, kita jangan pula melupakan peran air sebagai salah satu sumber kehidupan di muka bumi ini. Bukankah harus tetap melakukan sesuatu untuk bumi kita tersayang dan lingkungan.