Translate

Saturday, March 14, 2015

Kakek Sarung di Medan

Masyarakat Medan dihebohkan dengan isu Kakek Sarung yang konon katanya bisa menyebabkan orang meninggal dunia. Kakek Sarung ini sesuai dengan namanya memiliki hubungan dengan Sarung, kabarnya Kakek Sarung menjual sarungnya dengan harga yang murah untuk ilmu hitam, sehingga ketika ada orang yang membeli maka dia akan meninggal dunia. Usut punya usut, ternyata Sarung yang dijualnya adalah kain kafan. Berikut kutipan beritanya:



TRIBUN-MEDAN.com – Seminggu belakangan ini masyarakat Kota Medan dan sekitarnya heboh membicarakan sosok “Kakek Sarung” yang berkeliaran di tengah jalan. Fenomena “Kakek Sarung” ini bahkan mengalahkan hebohnya batu akik.

Berita yang beredar dari mulut ke mulut, SMS, Broadcast BBM dan Facebook, ada seorang kakek menyusuri kawasan Medan pada malam hari untuk menjual sarung. Sarungnya bermotif layaknya sarung biasa. Namun dijual cukup murah, antara Rp 5000 hingga Rp 10.000.

Menurut cerita yang beredar, di sini lah letak keanehannya. Setiap yang membeli sarung itu, besoknya akan meninggal dunia. Mengapa? Menurut gosip masyarakat, sarung itu nantinya akan berubah menjadi kain kafan dan akan mengambil nyawa si pembelinya. Kain kafan katanya diduga sebagai alat untuk mencari tumbal tuntutan ilmu hitam yang dijalaninya.

Berita ini juga terus menyebar di sosial media seperti Kaskus. Salah satu akun bahkan memposting cerita yang didengarnya dari temannya sendiri.

“disitu keyakinan ane pecah sebenarnya itu hoax atau tidak. tapi tadi habis maghrib ane bbm bayu lagi, dia bilang gini, ternyata memang benar, mamak adik dan mamang aku yang dirumah tadi malam bertemu kakek itu, tapi mereka gak mau beli sarung yang ditawarkan dan memohon sikakek segera pergi, sikakek pergi dengan sopan. sayangnya bayu tidak sempat bertemu dengan kakek sarung, tapi dia bilang gak mungkin mamak aku berbohong untuk hal yang seperti ini, lagian mamakku tidak pernah berbohong denganku. sekarang katanya ada yang melihat kakek sarung ada dijalan mencirim medan, sejujurnya ane takut gan, jalan itu dekat kos ane. Tulis akun GinGanGon di postingannya.

Desas desus yang tak bisa dipertanggungjawabkan ini belum memiliki bukti valid. Namun rumornya kian beredar dan bertambah banyak cerita yang bermunculan di masyarakat, khususnya Kota Medan.

Berikut ini salah satu broadcast BBM yang beredar yang saya kutip dari media tribunnews.com:

"Guys, hati hati ya ada kakek" dan nenek" yg lagi cari TUMBAL ILMU HITAM NYA DI MEDAN SEKITAR..

Ciri ciri nya udah tua pasti nya, bawa sarong, dan menjual sarung nya dng harga murah.. dia memaksa org untuk beli sarong nya itu, tapi sarong nya udah jelek. Tapi orang pintar melihat, Itu adalah kain kafan. udh banyak korban yang meninggal, ada di Tandem 4 orang, bandar selembah 1 org. Kalau dia datang kerumah kelen tutup aja pintu kelen, jangan lupa di kunci, dia bisa ngilang, terus kalok mau di pegang badan nya licin, katanya dia ada ilmu hitam. Britahu yang lain juga ya. Soalnya kakek itu sudah di daerah asrama jipur

# Kenyataan gak bohong ! Baru dapat info dari kawan, jaga diri anda dan keluarga , dari kakek" itu karena kakek itu sudah berada di asrama jipur !# gak sukak DC aja / buang BB mu itu biar gak dapat info" kek gini, ini nyata terbukti.

Info ku dia sudah sampek Daerah Sudarso,kemaren dia baru nawari dekat daerah YoS sudarso,
Cuma sarungnya kalok di lihat kenak matahari ,berubah menjadi kain kafan,

Dan Dia menjual 5000.rupiah.
Kalok gk mau di beli dia akan menangis.seperti anak bayi .Tolong sebarkan,ini memang Fakta! ‪#‎sb---sory ngelanjutin BC berjaga2 itu PENTING.."

Berita ini jelas belum bisa dibuktikan kebenarannya. Warga di Medan dan sekitarnya diharapkan jangan percaya dengan pesan berantai sejenis seperti di atas. Apalagi di beberapa tempat "kakek sarung" ini sudah membuat warga enggan beraktifitas. Bahkan ada 2 orang mahasiswa yang hendak membeli pulsa di toko waktu malam hari, langsung ngacir begitu melihat seorang kakek yang sedang membawa tas. Padahal sampai saat ini tak ada yang bisa membuktikan keberadaan "kakek sarung" tersebut.

No comments:

Post a Comment