Dampak Menjamurnya Indomaret dan Alfamart
Minimarket menjadi
tempat belanja yang mudah dijumpai hampir dibeberapa kota di Indonesia terutama
Indomaret dan Alfamart. Di mana dijumpai minimarket Indomaret pasti tidak jauh
dari tempat tersebut dijumpai juga minimarket Alfamart. Semakin meningkatnya pertumbuhan
kedua minimarket tersebut seiring dengan menurunnya toko-toko kelontong yang
tutup akibat sepinya pembeli dan gulung tikar. Selain itu diperparah dengan
pertumbuhan toko-toko kelontong yang rendah. Sepinya pembeli ini tidak lepas
dari keberadaan kedua minimarket tersebut dikarenakan berpindahnya minat
pembeli menuju ke minimarket tersebut.
Perbedaan jelas nampak
dari segi kondisi tempat, pelayanan,
hingg a harga. Secara umum saat anda memasuki minimarket terutama Indomaret
anda akan disapa dengan sapaan yang ramah dan senyuman dari pegawai minimarket
tersebut, tidak jarang bahkan dibukakan pintunya. Ucapan “selamat datang,
selamat berbelanja” mungkin menjadi kalimat pertama ysng didengar oleh pembeli.
Tidak hanya dengan sambutan yang begitu ramah, kondisi tempat yang bersih
dengan lantai keramik menambah rasa nyaman kita untuk berbelanja. Selain itu
pembeli juga bisa mengambil sendiri barang yang ingin dibeli. Tidak hanya itu
pegawai yang direkrut sebagai penjaga dan kasir minimarket tersebut juga masih
fresh-fresh alias muda-muda dengan pakaian seragam yang rapi.
Berbeda dengan
toko-toko kelontong di mana pembeli cenderung kurang leluasa untuk mengambil
barang yang ingin dibelinya. Kondisi ini diperparah lagi dengan tingkat
kenyamanan pembeli yang lebih rendah jika dibandingkan dengan berbelanja di
minimarket. Meskipun demikian toko kelontong tetap memili pelanggan setia
mengingat harganya yang tidak jauh beda dengan minimarket bahkan lebih murah.
Oh ya sob, kembali ke
pembahasan minimarket ya. Tidak jarang loh pegawai kasirnya meminta sisa uang
kembalian kita untuk disumbangkan atau didonasikan. Mungkin bagi sebagian orang
program ini dianggap sebagai tindakan yang mulia tetapi sebagian lagi juga
mempertanyakan kebenarannya? Lantas kalau benar, muncul berbagai pertanyaan
lagi? Sejauh mana program ini berkembang, untuk apakah dana tersebut? Untuk
pembangunan Indonesia kah? Atau hanya semata-mata masuk dalam kantong pribadi
dan menjadi sebuah keuntungan atau bagaimana?.
No comments:
Post a Comment