Translate

Wednesday, October 1, 2014

SBY Bapak Anti Demokrasi (SBY setengah Soeharto)




Pendapat dan Polling masyarakat terhadap SBY Pendapat dan Polling JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono akan disambut aksi unjuk rasa begitu tiba di Tanah Air pada Selasa (30/9/2014) tengah malam nanti, setelah menyelesaikan lawatan ke beberapa negara. Rencananya, aksi unjuk rasa akan dilakukan di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. "Kami akan memberikan penghargaan 'Bapak Anti Demokrasi' kepada SBY. Pemberian ini harus dilakukan terbuka sehingga kami harus langsung menyambut di Bandara Halim Perdanakusuma," ujar Syafti Hidayat, koordinator aksi, kepada Kompas.com, Senin siang. 

Informasi dari Biro Pers Istana, SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono beserta rombongan akan tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Selasa pukul 00.30 WIB. Sebelumnya, SBY mengunjungi Portugal, Amerika Serikat, dan Jepang selama 12 hari. Syafti mengatakan, aksinya nanti adalah respons terhadap ambiguitas posisi SBY dalam pembahasan RUU Pemilihan Kepala Daerah yang sudah disahkan. SBY dianggap otak dari skenario pilkada lewat DPRD. Syafti pun mengajak masyarakat yang mendukung pilkada langsung untuk ikut dalam aksi tengah malam nanti. "Ketika rakyat berteriak karena hak politiknya dirampas, tapi tuan presiden bergembira ria menerima penghargaan di luar negeri. 

Sudah selayaknya rakyat menyambut kedatangan SBY dan memberi penghargaan," lanjut Syafti. Sebelumnya, sejumlah warga Indonesia di Washington DC berunjuk rasa di depan hotel tempat Presiden SBY menginap. Aksi itu juga terkait pengesahan mekanisme pemilihan kepala daerah yang tidak lagi secara langsung. (Baca: SBY Didemo Warga Indonesia di Washington DC) Setelah pengesahan RUU Pilkada, SBY dan Partai Demokrat dikecam publik. Publik kesal dengan sikap Fraksi Demokrat yang memilih walk out sebelum voting. Padahal, SBY dan Demokrat mengaku mendukung pilkada langsung dengan syarat adanya perbaikan mekanisme. Dampak dari walk out itu, ketika voting, pendukung pilkada langsung kalah suara dibanding Koalisi Merah Putih yang mendukung pilkada lewat DPRD seperti Orde Baru.



JAKARTA, KOMPAS.com — Kelompok Masyarakat Penolak Pilkada Tak Langsung mengundur aksi yang sedianya dilakukan pada Selasa (30/9/2014) dini hari, yakni menyambut kedatangan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Rencananya, dalam aksi itu, mereka akan memberikan gelar "Bapak Anti-Demokrasi" kepada SBY.
Pendapat dan Polling masyarakat terhadap SBY Pendapat dan Polling

Koordinator aksi, Syafti Hidayat, mengatakan, aksi diundur menjadi Selasa pagi.

"Kami undur aksinya di depan Istana Negara, Selasa besok pukul 10.00 WIB pagi," ujar Syafti kepada Kompas.com, Senin (29/9/2014) sore. 

Namun, ia mengatakan, aksi pemberian gelar kepada SBY ini akan tetap dilakukan sebagai respons terhadap ambiguitas posisi SBY dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah.

SBY dianggap menjadi penyebab lolosnya mekanisme pemilihan kepala daerah melalui DPRD yang disahkan DPR pada 26 September lalu. 

Dari Istana, kata Syafti, aksi akan dilanjutkan ke Kantor Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Pengunjuk rasa juga akan menyampaikan penolakannya terhadap wacana SBY menjadi calon sekretaris jenderal PBB atau lembaga internasional lain.  

Sebelumnya, aksi merespons sikap Demokrat terkait RUU Pilkada juga dilakukan sejumlah warga Indonesia di Washington DC. Mereka berunjuk rasa di depan hotel tempat Presiden SBY menginap. (Baca: SBY Didemo Warga Indonesia di Washington DC).

Setelah pengesahan RUU Pilkada, SBY dan Partai Demokrat dikecam publik. Publik kesal dengan sikap Fraksi Demokrat yang memilih walk out sebelum voting. Padahal, SBY dan Demokrat mengaku mendukung pilkada langsung dengan syarat adanya perbaikan mekanisme.

Dampak dari walk out itu, pendukung pilkada langsung pun kalah jumlah suara dibandingkan Koalisi Merah Putih yang mendukung agar pilkada lewat DPRD, seperti masa Orde Baru.
Pendapat dan Polling masyarakat terhadap SBY Pendapat dan Polling

No comments:

Post a Comment