Sinopsis Film Spare Parts 2015
Film Spart Parts yang
dirilis tahun 2015 merupakan film yang diilhami dari kisah nyata (based on a true
story). Film ini mengisahkan perjuangan tim robotika sebuah SMA di ajang kompetisi
robot di bawah air (Underwater Robotics Competition) yang diadakan oleh
Universitas California. Tim robotika tersebut berasal dari SMA Carl Hayden
kemudian tim yang beranggotakan 4 siswa tersebut dengan 1 pembimbing disebut
dengan Carl Hayden Community High School. Anggota tim Robotika Carl Hayden
Community High School berasal dari berbagai latar yang berbeda meskipun mereka
bersekolah di sekolah yang sama. Keempat anggota tim tersebut adalah Oscar
Vazquez, Lorenzo Santillan, Cristian Arcega dan Luis Aranda dengan pembimbing
yang bernama Fredi Cameron yang diperankan oleh aktor George Lopez.
Oscar
Vazquez adalah siswa yang memiliki obsesi sejak kecil untuk bisa menjadi anggota
militer Amerika Serikat, dia bahkan sempat mendaftar untuk bisa masuk di
Angkatan Darat Amerika Serikat. Salah satu masalah yang dihadapi dan mengganjal
untuk mewujudkan impiannya sebagai anggota militer AS yaitu Oscar tidak
memiliki akte kelahiran. Oleh karena itu, Oscar tidak lolos verifikasi karena
kekurangan syarat tersebut, padahal ibunya sangat berharap bisa masuk menjadi
bagian militer Amerika Serikat. Sehingga untuk menyembunyikan kegagalan Oscar tsehingga
Oscar terpaksa untuk berbohong kepada ibunya bahwa dia akan tetap diterima di
militer AS meskipun membutuhkan waktu yang lama.
Dalam
film drama ini, Cristian Arcega digambarkan sebagai sosok yang pandai
dalam teori dan pemrograman komputer. Meski demikian dalam tim robotika
terkadang dia tidak bisa mengaplikasikan teorinya untuk merancang dan
menciptakan robot. Oleh karena itu tim robotika Carl Hayden Community High
School membutuhkan anggota lain yang mampu mengaplikasikan teori. Dan sosok
yang mampu mengalikasikannya yaitu Lorenzo Santillan. Lorenzo Santillan
memiliki keluarga yang kurang lengkap karena Lorenzo sudah 6 tahun tidak
bertemu dengan ibunya dan dia tinggal bersama ayah dan adik laki-lakinya. Ayah
Lorenzo adalah sosok yang keras dan menginginkan Lorenzo untuk menjaga dan
melindungi adiknya, namun adik Lorenzo sering kali melakukan tindakan kriminal
seperti pencurian/perampokkan. Oleh karena itu, ketika adik Lorenzo melakukan
tindakan kriminal seringkali Lorenzo disalahkan karena dianggap tidak mampu
menjaga adiknya dengan baik. Padahal Lorenzo selalu berusaha untuk mencegah
adiknya melakukan tindakan kriminal. Lorenzo juga memiliki keahlian dalam
mekanik, akan tetapi sebelum Lorenzo bergabung ke tim Carl Hayden Community
High School, dia adalah seorang pencongkel mobil/pencuri barang-barang yang ada
di dalam mobil.
Anggota
tim Robotika Carl Hayden Community High School yang keempat adalah Luis Aranda
yang memiliki perawakan tubuh besar dan tinggi. Awal Luis bisa masuk ke tim robotika
tersebut ketika Christian yang sedang makan di cafetaria sekolahan tiba-tiba
diganggu oleh teman jailnya, kemudian Luis datang dan mampu membuat teman
Chritian enyah dari meja makan. Christian kemudian berkenalan dengan Luis dan
mengajak Luis untuk bergabung dengan tim Robotika. Menurut pandangan keluarga
Luis, Luis Aranda dianggap lamban dalam soal pelajaran oleh keluarganya.
Salah
satu tokoh penting dalam film ini yaitu pembimbing tim Robotika Carl Hayden
Community High School yaitu Fredi Cameron, Fredi Cameron. Cameron merupakan
guru pengganti bidang sains di SMA Carl Hayden, dia adalah seorang insyinyur
dan karena dia berstatus sebagai guru pengganti maka dia memiliki batasan
mengajar yaitu hanya 4 bulan. Cameron adalah pembimbing yang bijak dan selalu
memotivasi anak-anak bimbingannya.
SMA
Carl Hayden merupakan SMA yang masih berkembang bahkan fasilitasnya masih
sangat minim, ini terlihat dari ketersediaan komputer yang hanya terdapat 3
komputer saja, sedangkan Carl Hayden memiliki 2000 siswa.
Selain itu juga memiliki siswa yang acuh terhadap kegiatan club di sekolah. Tidak hanya itu prestasi Carl Hayden juga kurang membanggakan, tidak hanya itu hanya sepertiga lulusan SMA Carl Hayden yang melanjutkan ke perguruan tinggi, meskipun sebagian besar juga akan mengalami droup out (DO) ketika di semester 1 dan 2.
Selain itu juga memiliki siswa yang acuh terhadap kegiatan club di sekolah. Tidak hanya itu prestasi Carl Hayden juga kurang membanggakan, tidak hanya itu hanya sepertiga lulusan SMA Carl Hayden yang melanjutkan ke perguruan tinggi, meskipun sebagian besar juga akan mengalami droup out (DO) ketika di semester 1 dan 2.
Keacuhan
siswa Carl Hayden juga nampak dari kurang tertariknya dalam sebuah klub teknik
yang dibentuk oleh Freid Cameron. Hanya satu siswa yang tertarik yaitu Oscar
yang memiliki obsesi mengikuti Underwater Robotics Competition. Cameron sempat
tidak bisa membimbing Oscar karena fasilitas yang membutuhkan kolam air,
sedangkan Carl Hayden berlokasi di sekitar gurun, selain itu butuh juga
aplikasi utama (seperti ROV, dan PVC robot) yang belum tentu mampu dibuat oleh
Oscar, Cameron juga beranggapan bahwa MIT yang merupakan pemenagn kontes robot
tahun lalu akan sangat sulit dikalahkan. Namun, akhirnya Cameron menyetujui
untuk membentuk tim robotika dan menyarankan agar Oscar mencari anggota lainnya
untuk bergabung. Setelah terkumpul 4 anggota, kemudian mereka merancang sebuah
robot dengan peralatan seadanya yang berada di sekeliling mereka, oleh karena
itu mereka menggunakan barang-barang yang mungkin bisa dikatakan bekas. Untuk
menunjang kemampuan robot yang mereka ciptakan, mereka memerlukan peralatan
yang lebih canggih. Namun ketersediaan dana mereka sangat minim bahkan tidak
memiliki dana sepeserpun. Oleh sebab itu, Oscar berinisiatif mencari dana
dengan meminta sumbangan dari berbagai tempat, seperti toko-toko dan tempat
laundry. Akan tetapi respon masyarakat justru enggan memberikan sumbangan, dan
menolak memberi sumbangan. Ketika dia berada di kantor militer, dia melihat
seorang anggota militer yang meminta sumbangan dan dengan mudahnya anggota
militer tersebut diberi sumbangan. Oleh karena itu dia berinisiatif meminta
sumbangan dengan memakai baju militernya, dengan mudahnya juga Oscar berhasil
mendapatkan uang.
Keterbatasan
dana memang menjadi suatu kendala tetapi, keterbatasan dana bukan menjadi
penghalang mereka untuk berprestasi dengan berbagai cara akhirnya mereka bisa
menghasilakan robot yang sederhana dan apa adanya. Konflik-konflik pribadi juga
ditampilkan saat-saat menjelang hari H kompetisi berlangsung, akan tetapi
mereka mampu menyelesaikan masalahnya dengan baik. Mereka kemudian menuju ke
Universitas California, saat tiba di sana, mereka justru memilih untuk
mendaftar dan mengikuti kompetisi pada level univeritas bukan SMA. Pada malam hari sebelum
kompetisi, mereka juga menghadapi masalah pada robot mereka seperti terjadinya
kebocoran dan kerusakan sehingga memerlukan solder ulang, dan solder ulang
membutuhkan 5 jam. Unuk mengatasi kebocoran pada robot, mereka membutuhkan
bahan penyerap yang mampu menyerap air, awalnya menggunakan kaos kaki tapi
tampaknya kurang efisien dan menemukan solusi berupa tampon (semacam pembalut)
sebagai penyerap air. Uniknya mereka enggan membeli tampon tersebut, akhirnya
Lorenzo pun bersedia untuk membelinya dan mereka bergegas ke minimarket. Di
mini market inilah adegan lucu juga dipertontonkan.
Saat
hari H berlangsung, mereka berhasil menduduki peringkat keempat dengan point 75
dalam sesi menyelesaikan misi. Sedangkan juara bertahan, MIT berada di posisi
pertama dengan point 85, sedangkan posisi kedua dan ketiga ditempati Virginia
Tech dan Cornell dengan point 80. Mereka sempat kecewa dengan hasil itu. Akan
tetapi kompetisi ini memiliki penilainan di mana sesi menyelesaikan misi tantangan
memiliki presentasi 70 persen dari penilaian dan 30 presen untuk wawancara. Pada
sesi wawancara mereka berhasil menjawab pertanyaan dengan baik. Salah satu
pertanyaan yang diajukan kepada semua tim saat wawancara adalah berapa biaya
untuk merakit sebuah robot tersebut. Dari tim Cornel membutuhkan anggaran
12.540 dollar, untuk juara bertahan MIT membutuhkan sebesar 18.863 dollar.
Sedangkan Carl Hayden hanya membutuhkan kurang dari 800 dollar, lebih tepatnya
787,16 dollar dan sempat membuat para juri tercengang terhadap jawaban Christian.
Saat
pengumuman, para juri memberikan apresiasi penghargaan terhadap pencapaian tim
robotika dari SMA Carl Hayden terhadap keikutsertaan mereka dalam kompetisi
tersebut padahal mereka berasal dari SMA, sedangkan pesaing-pesaingnya berasal
dari perguruan tinggi. Mereka sempat kecewa karena berasumsi bahwa mereka cuma mendapatkan
penghargaan sebagai bentuk apresiasi terhadap pencapaian mereka. Tapi tanpa
diduga justru mereka juga meraih gelar juara pertama dalam kompetisi tersebut.