Translate

Saturday, June 8, 2013

Andalkan Ingatan, Bawa Medali Perak ON MIPA PT 2013

Jember, 5 Juni 2013.
Apa yang sudah diprediksi , dipelajari dan dipersiapkan dengan matang terkadang tidak sesuai dengan yang dihadapi. Inilah yang terjadi  pada Wawan Badrianto, mahasiswa fakultas MIPA Universitas Jember yang berhasil mendapatkan medali perak pada saat mengikuti Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (ON MIPA) Perguruan Tinggi (PT) tahun 2013 di Hotel Ina Garuda Jogjakarta (29/5). Seperti yang dituturkannya pada www.unej.ac.id.
Bagaimana ceritanya sampai anda mendapatkan medali perak pada ON MIPA PT 2013
Saya mengikuti tahap demi tahap yang memang harus diikuti oleh semua peserta. Mulai dari tahap satu di Universitas Jember, tahap dua di Jawa Timur  dan finalnya tingkat Nasional di Jogja. Dalam even ini hanya 4 orang yang mendapatkan emas, 6 orang mendapatkan perak termasuk Saya, dan 10 orang yang mendapatkan medali perunggu.
Bagaimana Anda mempersiapkan diri dalam ajang ini
Saya memperbanyak membaca, pinjam buku-buku yang tebal itu di jurusan dan saya baca di rumah. Diskusi dengan Ibu Yeni Maulida S.Si, M.Si sebagai pembimbing kami. Sharing dengan teman-teman yang juga berangkat tingkat nasional. Dari jurusan kimia yang lolos tahap satu ada 7 orang, dari tujuh itu 3 orang lolos tahap dua. Tetapi yang berangkat Nasional ada 4 orang. Yang satu, namanya Mas Ido (Ido Hilka Zirahya) dari FKIP tidak melewati tahapan ini karena dia sudah memenangkan medali perunggu pada ajang Olimpiade Sains Nasional (OSN) – Pertamina 2012, jadi seperti free pass bisa langsung ikut tingkat nasional. Sayangnya hanya saya yang mendapatkan medali perak.       
Tahap mana yang menurut Anda Paling Berat
Semuanya berat, tetapi tahap 2 menurut saya soalnya sulit. Saya cukup beruntung bisa lolos dalam tahap 2 ini. Di tahap 2, soal-soal yang keluar seperti prediksi sehingga apa yang saya pelajari banyak yang keluar. Tetapi di tingkat nasional justru berbeda sama sekali. Soalnya diluar prediksi sehingga saya hanya mengandalkan ingatan dan pemahaman apa yang pernah saya dapatkan dulu. Melihat soal-soal yang keluar di hari pertama tidak sesuai dengan prediksi akhirnya saya tidak belajar untuk hari kedua. Tetapi saya terus berdoa untuk itu.
Bagaimana Anda melihat pesaingnya
Saingannya cukup ketat. Bisa dibayangkan Se-Indonesia pesertanya 600 orang di tahap 2, kemudian diambil 62 orang untuk bertanding di tingkat nasional.  Awalnya saya sempat minder, soalnya para pesertanya berasal dari universitas-universitas besar di Indonesia. Apalagi saya tahu sebelah bangku saya adalah dari UGM, tetapi dia dari bidang biologi. Dia hanya membutuhkan waktu satu jam untuk menyelesaikan soal-soalnya. Sedangkan saya, satu sesi dengan durasi 2 jam rasanya tidak cukup untuk menyelesaikan 5 soal yang disediakan. Tetapi akhirnya saya bisa mengakhirinya dengan mendapat penghargaan Perak, senang rasanya bisa sejajar dengan mahasiswa dari universitas besar lainnya.
Bagaimana menurut anda perkembangan mahasiswa kita di ajang ini
Ditahun ini cukup bagus dan meningkat dari tahun sebelumnya. Terlihat dari 4 orang yang bisa bertanding di level nasional di ajang ini. Ditahun sebelumnya tidak satupun mahasiswa kita yang lolos di tahap 2. Semoga ke depan kita bisa berbicara lebih banyak di even ini. (did)

No comments:

Post a Comment