Jember, 5 Juni 2013.
Apa
yang sudah diprediksi , dipelajari dan dipersiapkan dengan matang
terkadang tidak sesuai dengan yang dihadapi. Inilah yang terjadi pada
Wawan Badrianto, mahasiswa fakultas MIPA Universitas Jember yang
berhasil mendapatkan medali perak pada saat mengikuti Olimpiade Nasional
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (ON MIPA) Perguruan Tinggi (PT)
tahun 2013 di Hotel Ina Garuda Jogjakarta (29/5). Seperti yang
dituturkannya pada www.unej.ac.id.
Bagaimana ceritanya sampai anda mendapatkan medali perak pada ON MIPA PT 2013
Saya mengikuti tahap demi tahap yang
memang harus diikuti oleh semua peserta. Mulai dari tahap satu di
Universitas Jember, tahap dua di Jawa Timur dan finalnya tingkat
Nasional di Jogja. Dalam even ini hanya 4 orang yang mendapatkan emas, 6
orang mendapatkan perak termasuk Saya, dan 10 orang yang mendapatkan
medali perunggu.
Bagaimana Anda mempersiapkan diri dalam ajang ini
Saya memperbanyak membaca, pinjam
buku-buku yang tebal itu di jurusan dan saya baca di rumah. Diskusi
dengan Ibu Yeni Maulida S.Si, M.Si sebagai pembimbing kami. Sharing
dengan teman-teman yang juga berangkat tingkat nasional. Dari jurusan
kimia yang lolos tahap satu ada 7 orang, dari tujuh itu 3 orang lolos
tahap dua. Tetapi yang berangkat Nasional ada 4 orang. Yang satu,
namanya Mas Ido (Ido Hilka Zirahya) dari FKIP tidak melewati tahapan ini
karena dia sudah memenangkan medali perunggu pada ajang Olimpiade Sains
Nasional (OSN) – Pertamina 2012, jadi seperti free pass bisa langsung
ikut tingkat nasional. Sayangnya hanya saya yang mendapatkan medali
perak.
Tahap mana yang menurut Anda Paling Berat
Semuanya berat, tetapi tahap 2 menurut
saya soalnya sulit. Saya cukup beruntung bisa lolos dalam tahap 2 ini.
Di tahap 2, soal-soal yang keluar seperti prediksi sehingga apa yang
saya pelajari banyak yang keluar. Tetapi di tingkat nasional justru
berbeda sama sekali. Soalnya diluar prediksi sehingga saya hanya
mengandalkan ingatan dan pemahaman apa yang pernah saya dapatkan dulu.
Melihat soal-soal yang keluar di hari pertama tidak sesuai dengan
prediksi akhirnya saya tidak belajar untuk hari kedua. Tetapi saya terus
berdoa untuk itu.
Bagaimana Anda melihat pesaingnya
Saingannya cukup ketat. Bisa dibayangkan
Se-Indonesia pesertanya 600 orang di tahap 2, kemudian diambil 62 orang
untuk bertanding di tingkat nasional. Awalnya saya sempat minder,
soalnya para pesertanya berasal dari universitas-universitas besar di
Indonesia. Apalagi saya tahu sebelah bangku saya adalah dari UGM, tetapi
dia dari bidang biologi. Dia hanya membutuhkan waktu satu jam untuk
menyelesaikan soal-soalnya. Sedangkan saya, satu sesi dengan durasi 2
jam rasanya tidak cukup untuk menyelesaikan 5 soal yang disediakan.
Tetapi akhirnya saya bisa mengakhirinya dengan mendapat penghargaan
Perak, senang rasanya bisa sejajar dengan mahasiswa dari universitas
besar lainnya.
Bagaimana menurut anda perkembangan mahasiswa kita di ajang ini
Ditahun ini cukup bagus dan meningkat
dari tahun sebelumnya. Terlihat dari 4 orang yang bisa bertanding di
level nasional di ajang ini. Ditahun sebelumnya tidak satupun mahasiswa
kita yang lolos di tahap 2. Semoga ke depan kita bisa berbicara lebih
banyak di even ini. (did)
No comments:
Post a Comment