Seorang
calon presiden di Suriname, Raymond Sapoen diketahui berdarah Banyumas, Jawa
Tengah. Hal itu diakui langsung oleh Raymond yang pernah menjadi menteri
Suriname.
"Saya adalah generasi ketiga. Saya punya catatan tentang leluhur saya, namun yang pasti adalah mereka berasal dari Banyumas," ujar Raymond dalam percakapan telepon dari Paramaribo, Suriname, seperti dikutip Liputan6.com dari BBC, Sabtu (7/2/2015).
"Saya tidak tahu persis apakah masih ada saudara, saya tidak punya kontak, saya perlu riset lagi,” tambah Raymond dalam campuran bahasa Jawa dan Inggris.
"Saya adalah generasi ketiga. Saya punya catatan tentang leluhur saya, namun yang pasti adalah mereka berasal dari Banyumas," ujar Raymond dalam percakapan telepon dari Paramaribo, Suriname, seperti dikutip Liputan6.com dari BBC, Sabtu (7/2/2015).
"Saya tidak tahu persis apakah masih ada saudara, saya tidak punya kontak, saya perlu riset lagi,” tambah Raymond dalam campuran bahasa Jawa dan Inggris.
Raymond
juga memastikan pencalonannya untuk menuju kursi orang nomor 1 di Suriname,
negara di belahan selatan Benua Amerika yang dulu dikenal dengan nama Guyana
Belanda.
"Aku tinggal di Suriname, anakku telu, lanang....Aku arep dadi presiden Republik Suriname, partaiku jenengane Pertjaja Luhur (anak saya tiga, saya mencalonkan diri jadi presiden dari Partai Pertjaja Luhur)," kata Raymond.
"Aku tinggal di Suriname, anakku telu, lanang....Aku arep dadi presiden Republik Suriname, partaiku jenengane Pertjaja Luhur (anak saya tiga, saya mencalonkan diri jadi presiden dari Partai Pertjaja Luhur)," kata Raymond.
Walaupun sudah tiga generasi tinggal di
Suriname, ia mengaku tetap menggunakan bahasa Jawa dengan orang tua dan juga
anak-anaknya.
"Kami tidak menggunakan bahasa Indonesia,
namun bahasa Jawa. Orang tua saya bicara bahasa Jawa. Anak-anak saya dalam
pendidikannya menggunakan bahasa Belanda, namun di rumah kami berbahasa Jawa.”
"Ini budaya kami, kebiasaan kami, dan kami
harus merangkulnya karena bagian dari identitas kami,” katanya lagi.
Raymond
sebelumnya pernah menjabat menteri perdagangan dan industri dari 2012 sampai
akhir 2014 dan menjadi menteri pendidikan pada 2010 dan 2012. Saat ini, Raymond
Sapoen merupakan kader partai oposisi, Partai Pertjaja Luhur dan tengah
berkampanye untuk Pemilihan Presiden Suriname yang bakal dilangsungkan pada
tanggal 25 Mei mendatang.
Informasi soal Raymond terkait asal usul keturunan asal Banyumas pertama kali dilontarkan oleh seorang warga keturunan Belanda yang kini bermukim di Desa Karangbanjar, Purbalingga bernama Arie Grobbee.
Informasi soal Raymond terkait asal usul keturunan asal Banyumas pertama kali dilontarkan oleh seorang warga keturunan Belanda yang kini bermukim di Desa Karangbanjar, Purbalingga bernama Arie Grobbee.
Dia
menuturkan, kakek buyut Raymond Sapoen diduga berasal dari Desa Kanding di
Banyumas, Jawa Tengah. Hal itu ia ketahui setelah menghubungi seorang temannya
di Belanda, August de Man, begitu melihat ada kata 'Sapoen' pada Raymond
Sapoen, beberapa waktu lalu. "Teman saya memberikan data
mengenai siapa jati diri Sapoen beserta fotonya. Saya kaget, ternyata dari data
arsip yang dimiliki Pemerintah Belanda tersebut, Sapoen berasal dari Desa
Kanding, Banyumas. Data tersebut menyebutkan bahwa Sapoen berangkat dari
Batavia pada 1928 ke Suriname. Waktu itu, tempat yang dituju adalah
Paramaribo," jelasnya.
Pada data di situs Arsip Nasional Belanda yang ditelusuri BBC, ditemukan nama Sapoen dalam daftar warga Hindia Belanda yang dikirim pemerintah kolonial Belanda ke Suriname.
Dalam daftar tersebut dijelaskan bahwa Sapoen diberangkatkan ke Paramaribo pada 30 Juni 1928 menggunakan kapal bernama Merauke II. Asal Sapoen dari Desa Kanding, Banyumas juga disebutkan.
Pada data di situs Arsip Nasional Belanda yang ditelusuri BBC, ditemukan nama Sapoen dalam daftar warga Hindia Belanda yang dikirim pemerintah kolonial Belanda ke Suriname.
Dalam daftar tersebut dijelaskan bahwa Sapoen diberangkatkan ke Paramaribo pada 30 Juni 1928 menggunakan kapal bernama Merauke II. Asal Sapoen dari Desa Kanding, Banyumas juga disebutkan.
No comments:
Post a Comment