Translate

Wednesday, May 22, 2013

Cina (Tiongkok) Sosialisme atau Liberalisme?

Ekonomi merupakan salah satu dari sekian pilar yang menopang berdiri dan berkembangnya sebuah Negara. baik buruknya ekonomi dalam sebuah Negara, di pastikan akan berdampak pada semua sendi kehidupan dalam Negara tersebut termasuk diantaranya adalah stabilitas politik dan keamanan. Walaupun pada dasarnya pilar dan sendi kehidupan berbangsa dan bernegara tidak hanya pada sektor ekonomi, seperti bidang Pendidikan, Politik, Hukum dan Stabilitas Nasional. Namun kesemuanya merupakan suatu kesatuan yang saling berkaitan dan tidak terpisahkan satu dengan lainnya bagaikan dua sisi mata uang. Namun jika kita fahami, maka harus ada sebuah skala prioritas dalam upaya pembangunan sebuah Negara berdasarkan kondisi dan tujuan pembangunan nasional Negara tersebut. Katakanlah untuk negara – negara yang masih menyandang kategori Negara berkembang, maka umumnya pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama sebelum membangun sektor – sektor yang lain. Berbeda dengan Negara-negar yang sudah masuk dalam kategori Negara maju, yang disebabkan sudah baiknya kondisi ekonomi maka Negara – negara maju akan cenderung mengembangkan sektor lain dengan tidak meninggalkan sektor ekonomi atau mengutamakan pembangunan lainnya baik itu pengembangan sektor Pendidikan ilmu dan tekhnologi, Pariwisata dan sebagainya. Untuk melihat perbandingan dan survei bagaimana perekonomian Cina di mata dunia klik Pertumbuhan Ekonomi Cina di mata dunia Betapa berpengaruhnya ekonomi dalam sebuah Negara, Sehingga beberapa negara pernah tercatat dalam sejarah mengalami gejolak yang luar  biasa  akibat adanya perubahan dan perkembangan sistem dan kondisi ekonomi. Indonesia saja misalnya ketika pada awal–awal masa pemerintahan orde baru yang selalu menekankan pembangunan ekonomi yang tidak di imbanngi dengan pembangunan mental bangsa melalui pendidikan maka rezim orde barupun jatuh oleh suatu kultur yang di bangunnya sendiri ketika krisis moneter melanda seluruh negara – negara di asia termasuk Indonesia.
Namun berbicara mengenai kondisi ekonomi, Bagaimana seharusnya sistem ekonomi di sebuah negara muncul dan berkembang sehingga membentuk kultur atau budaya ekonomi masyarakatnya, mengapa sistem ekonomi begitu penting menjadi begitu penting dalam identitas sebuah bangsa.? Perlu sebuah kajian mendalam mengenai pertanyaan – pertanyaan tersebut.
Perkembangan yang sangat dinamis yang terjadi pada negara-negara Asia seperti China dan India mengakibatkan banyak perubahan pada sendi perekonomian dunia. Kebangkitan ekonomi China misalnya. yang diperkirakan akan dapat mengakhiri sikap Unilateralisme Amerika serikat sebagai akibat dari ketiadaan  kekuatan baru yang mampu mengalahkan Amerika serikat pasca runtuhnya Komunisme Uni soviet. Namun disisi lain progres positif dalam bidang ekonomi China yang sangat signifikan ini bukan tanpa masalah. China yang dalam perkembangannya mengalami sejarah panjang yang cukup luar biasa dari mulai masa kekaisaran Dinasti, adanya revolusi yang dipimpin oleh Sun Yat Sen yang sempat membawa China menjadi negara Republik dan tampilnya Mao Zedong sampai pada munculnya tokoh seperti Deng Xiaoping, China akhirnya menjadikan dirinya sebagai negara Republik sosialis atau Republik Rakyat China. Sesuai dengan ideologi Negara sosialis. Maka  sudah sepantasnya jika seharusnya China juga menganut sistem politik dan ekonomi sosialis. Atau dalam bahasa sederhana Ekonomi sosialis adalah rival dari sistem ekonomi Liberal Kapitalis. Karna memang sudah menjadi sebuah partner yang akan membersamai sistem ekonomi sosialis adalah Negara-negara Komunis dan sebaliknya ekonomi kapitalis hanya akan ditujukan oleh Negara-negara liberal kapitalis Barat. Maka keika melihat China sebagai Negara Komunis akan unik ketika memiliki sistem ekonomi yang kapitalis. Namun dalam sejarahnya  dahulu China belum menganut sistem kapitalis seperti sekarang ini.  China yang menggunakan sistem ekonomi sosialis ini seandainya disadari sudah berakhir setelah wafatnya pemimpin sosialis China “Mao Zedong”. Ketika Mao Zedong wafat kemudian digantikan oleh Deng Xiaoping. China menjadi lebih terbuka terhadap dunia barat. Bahkan ketika “Deng Xiaoping menggantikan Mao Zedong, maka terjadi depolitisasi ajaran Mao di Negri Tirai bambu ini. Sejak tahun 1978 China bahkan menjadi sebuah Negara dengan dua sistem; secara politik tetap Komunis,  namun secara Ekonomi China telah berubah menjadi Negara yang kapitalis atau yang sering dikenal sebagai sistem ekonomi sosialisme pasar. Seperti halnya telah kita ketahui bersama bahwasanya sejak sepeninggalnya Mao Zedong, China menjadi lebih membuka diri terhadap dunia barat. Sedangkan jika kita ketahui  Negara-negara barat merupakan Negara-negara yag menjadi kiblat bagi Negara yang menganut sistem Ekonomi Liberal kapitalis.
Sangat tidak relevan sebenarnya bagi sebuah Negara yang menganut sistem politik komunis, akan tetapi dalam kehidupan ekonomi Negaranya  menganut sistem ekonomi kapitalis atau sistem ekonomi sosialis pasar. Seyogyanya China dalam hal ekonomi juga lebih bersikap sosialis atau dengan kata lain “sama rasa sama rata” namun dengan adanya sistem ekonomi sosialis pasar. Hal ini tidak lagi mencerminkan China sebagai negara Komunis yang seharusnya menganut sistem ekonomi sosialis agar kepentingan kesejahteraan masyarakat China secara keseluruhan bisa merata dan dapat dirasakan manfaatnya oleh seluruh warga negara China. Bukan dengan sistem sosialisme pasar seperti yang sudah ada dan berlaku di China sekarang. Karna dengan sistem ekonomi yang sekarang membuat seolah jati diri China tidak jauh berbeda dengan negara-negara kapitalis yang lain. China yang seharusnya memiliki rakyat yang setara tingkat ekonominya karena China merupakan Negara sosialis. Kini berubah menjadi Negara kapitalis Asia, dimana sebagian penduduknya hidup dalam kesejahteraan dan kemapanan ekonomi dengan tingginya pendapatan per kapita. Sedangkan sekitar 10 % (persen) penduduknya masih hidup dibawah garis kemiskinan, dan 4,2 % (persen) penduduknya masih menjaddi pengangguran dan angka tersebut harus dikalikan dengan 800 juta jumlah angkatan kerja China.seolah rakyat China yang masih berada dan hidup dilapisan bawah ini hanya sebaggai bilangan pembagi dari PDB China yang hasilnya menunjukan tingakat pendapan perkapita China mengalami besaran dan meningkat setiap tahunnya. Sungguh ironis memang.
Bahkan yang lebih mengejutkan  adalah pada tahun 2000, para intelektual dan pelaku ekonomi tidak lagi dianggap sebagai musuh, melainkan menjadi bagian sokoguru atau penopang yang harus diperhatikan oleh partai komunis China. Dan ini adalah bagian dari upaya agar tetap ada legitimasi ditengah masyarakat China yang makin berubah.

No comments:

Post a Comment