Ekonomi merupakan salah satu dari sekian
pilar yang menopang berdiri dan berkembangnya sebuah Negara. baik
buruknya ekonomi dalam sebuah Negara, di pastikan akan berdampak pada
semua sendi kehidupan dalam Negara tersebut termasuk diantaranya adalah
stabilitas politik dan keamanan. Walaupun pada dasarnya pilar dan sendi
kehidupan berbangsa dan bernegara tidak hanya pada sektor ekonomi,
seperti bidang Pendidikan, Politik, Hukum dan Stabilitas Nasional. Namun
kesemuanya merupakan suatu kesatuan yang saling berkaitan dan tidak
terpisahkan satu dengan lainnya bagaikan dua sisi mata uang. Namun jika
kita fahami, maka harus ada sebuah skala prioritas dalam upaya
pembangunan sebuah Negara berdasarkan kondisi dan tujuan pembangunan
nasional Negara tersebut. Katakanlah untuk negara – negara yang masih
menyandang kategori Negara berkembang, maka umumnya pembangunan ekonomi
menjadi prioritas utama sebelum membangun sektor – sektor yang lain.
Berbeda dengan Negara-negar yang sudah masuk dalam kategori Negara maju,
yang disebabkan sudah baiknya kondisi ekonomi maka Negara – negara maju
akan cenderung mengembangkan sektor lain dengan tidak meninggalkan
sektor ekonomi atau mengutamakan pembangunan lainnya baik itu
pengembangan sektor Pendidikan ilmu dan tekhnologi, Pariwisata dan
sebagainya.
Untuk melihat perbandingan dan survei bagaimana perekonomian Cina di mata dunia klik Pertumbuhan Ekonomi Cina di mata dunia
Betapa berpengaruhnya ekonomi dalam
sebuah Negara, Sehingga beberapa negara pernah tercatat dalam sejarah
mengalami gejolak yang luar biasa akibat adanya perubahan dan
perkembangan sistem dan kondisi ekonomi. Indonesia saja misalnya ketika
pada awal–awal masa pemerintahan orde baru yang selalu menekankan
pembangunan ekonomi yang tidak di imbanngi dengan pembangunan mental
bangsa melalui pendidikan maka rezim orde barupun jatuh oleh suatu
kultur yang di bangunnya sendiri ketika krisis moneter melanda seluruh
negara – negara di asia termasuk Indonesia.
Namun berbicara mengenai kondisi ekonomi,
Bagaimana seharusnya sistem ekonomi di sebuah negara muncul dan
berkembang sehingga membentuk kultur atau budaya ekonomi masyarakatnya,
mengapa sistem ekonomi begitu penting menjadi begitu penting dalam
identitas sebuah bangsa.? Perlu sebuah kajian mendalam mengenai
pertanyaan – pertanyaan tersebut.
Perkembangan yang sangat dinamis yang
terjadi pada negara-negara Asia seperti China dan India mengakibatkan
banyak perubahan pada sendi perekonomian dunia. Kebangkitan ekonomi
China misalnya. yang diperkirakan akan dapat mengakhiri sikap
Unilateralisme Amerika serikat sebagai akibat dari ketiadaan kekuatan
baru yang mampu mengalahkan Amerika serikat pasca runtuhnya Komunisme
Uni soviet. Namun disisi lain progres positif dalam bidang ekonomi China
yang sangat signifikan ini bukan tanpa masalah. China yang dalam
perkembangannya mengalami sejarah panjang yang cukup luar biasa dari
mulai masa kekaisaran Dinasti, adanya revolusi yang dipimpin oleh Sun
Yat Sen yang sempat membawa China menjadi negara Republik dan tampilnya
Mao Zedong sampai pada munculnya tokoh seperti Deng Xiaoping, China
akhirnya menjadikan dirinya sebagai negara Republik sosialis atau
Republik Rakyat China. Sesuai dengan ideologi Negara sosialis. Maka
sudah sepantasnya jika seharusnya China juga menganut sistem politik
dan ekonomi sosialis. Atau dalam bahasa sederhana Ekonomi sosialis
adalah rival dari sistem ekonomi Liberal Kapitalis. Karna memang sudah
menjadi sebuah partner yang akan membersamai sistem ekonomi sosialis
adalah Negara-negara Komunis dan sebaliknya ekonomi kapitalis hanya akan
ditujukan oleh Negara-negara liberal kapitalis Barat. Maka keika
melihat China sebagai Negara Komunis akan unik ketika memiliki sistem
ekonomi yang kapitalis. Namun dalam sejarahnya dahulu China belum
menganut sistem kapitalis seperti sekarang ini. China yang menggunakan
sistem ekonomi sosialis ini seandainya disadari sudah berakhir setelah
wafatnya pemimpin sosialis China “Mao Zedong”. Ketika Mao Zedong wafat
kemudian digantikan oleh Deng Xiaoping. China menjadi lebih terbuka
terhadap dunia barat. Bahkan ketika “Deng Xiaoping menggantikan Mao
Zedong, maka terjadi depolitisasi ajaran Mao di Negri Tirai bambu ini.
Sejak tahun 1978 China bahkan menjadi sebuah Negara dengan dua sistem;
secara politik tetap Komunis, namun secara Ekonomi China telah berubah
menjadi Negara yang kapitalis atau yang sering dikenal sebagai sistem
ekonomi sosialisme pasar. Seperti halnya telah kita ketahui bersama
bahwasanya sejak sepeninggalnya Mao Zedong, China menjadi lebih membuka
diri terhadap dunia barat. Sedangkan jika kita ketahui Negara-negara
barat merupakan Negara-negara yag menjadi kiblat bagi Negara yang
menganut sistem Ekonomi Liberal kapitalis.
Sangat tidak relevan sebenarnya bagi
sebuah Negara yang menganut sistem politik komunis, akan tetapi dalam
kehidupan ekonomi Negaranya menganut sistem ekonomi kapitalis atau
sistem ekonomi sosialis pasar. Seyogyanya China dalam hal ekonomi juga
lebih bersikap sosialis atau dengan kata lain “sama rasa sama rata”
namun dengan adanya sistem ekonomi sosialis pasar. Hal ini tidak lagi
mencerminkan China sebagai negara Komunis yang seharusnya menganut
sistem ekonomi sosialis agar kepentingan kesejahteraan masyarakat China
secara keseluruhan bisa merata dan dapat dirasakan manfaatnya oleh
seluruh warga negara China. Bukan dengan sistem sosialisme pasar seperti
yang sudah ada dan berlaku di China sekarang. Karna dengan sistem
ekonomi yang sekarang membuat seolah jati diri China tidak jauh berbeda
dengan negara-negara kapitalis yang lain. China yang seharusnya memiliki
rakyat yang setara tingkat ekonominya karena China merupakan Negara
sosialis. Kini berubah menjadi Negara kapitalis Asia, dimana sebagian
penduduknya hidup dalam kesejahteraan dan kemapanan ekonomi dengan
tingginya pendapatan per kapita. Sedangkan sekitar 10 % (persen)
penduduknya masih hidup dibawah garis kemiskinan, dan 4,2 % (persen)
penduduknya masih menjaddi pengangguran dan angka tersebut harus
dikalikan dengan 800 juta jumlah angkatan kerja China.seolah rakyat
China yang masih berada dan hidup dilapisan bawah ini hanya sebaggai
bilangan pembagi dari PDB China yang hasilnya menunjukan tingakat
pendapan perkapita China mengalami besaran dan meningkat setiap
tahunnya. Sungguh ironis memang.
Bahkan yang lebih mengejutkan adalah
pada tahun 2000, para intelektual dan pelaku ekonomi tidak lagi dianggap
sebagai musuh, melainkan menjadi bagian sokoguru atau penopang yang
harus diperhatikan oleh partai komunis China. Dan ini adalah bagian dari
upaya agar tetap ada legitimasi ditengah masyarakat China yang makin
berubah.
No comments:
Post a Comment